Sukses

Hemat Energi di Lingkungan Kepresidenan

Setneg, kantor kepresidenan, dan kantor wapres diharuskan patuh pada instruksi hemat energi yang dikeluarkan presiden. Rangkaian konvoi kendaraan presiden dan wapres juga diminta dikurangi.

Liputan6.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak nasional akan berkurang 10 persen jika penghematan energi benar-benar dilakukan seluruh masyarakat. "Saya berharap karena saya sudah keluarkan instruksi kemarin untuk perangkat kepresidenan, setneg, kantor kepresidenan, kantor wakil presiden, semua harus menyesuaikan. Apakah itu busana? Apakah itu penerangan? Apakah itu AC?" kata Presiden Yudhoyono dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/7).

Presiden juga mengaku sudah meminta rangkaian konvoi kendaraan presiden dan wakil presiden dikurangi. "Sebenarnya kalau ada lebih banyak itu bukan karena kenyamanan, tapi karena keamanan," ujar Presiden.

Imbauan untuk hidup berhemat yang dicanangkan Presiden dan Wapres termasuk dalam cara berpakaian. Dalam jumpa pers, Kepala Negara yang biasanya mengenakan jas resmi memilih memakai baju batik berlengan pendek. Hal yang sama juga diikuti juru bicara dan staf kepresidenan yang lain.

Pemandangan serupa terlihat dalam rapat yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla, hari ini. Belasan menteri yang mengikuti rapat tidak ada yang mengenakan jas. Mereka memilih memakai baju safari atau kemeja biasa tanpa dasi. Perubahan penampilan ini untuk menyesuaikan dengan imbauan Presiden untuk hidup hemat karena pakaian yang dikenakan akan mempengaruhi penggunaan.

Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Penghematan Energi belum sepenuhnya dijalankan di semua instansi pemerintah dan swasta. Sebagian sudah berinisiatif memulai penghematan. Tapi sebagian lagi masih menggunakan pola lama penggunaan listrik yang mencerminkan pemborosan.

Pegawai di lingkungan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional sudah mulai melaksanakan program hemat energi. Penerangan ruangan tidak seluruhnya dinyalakan. Di beberapa sudut ruangan, sebagian lampu dimatikan. Hanya beberapa yang dinyalakan. Sementara pegawai rata-rata menggunakan kemeja lengan pendek meski seorang pegawai Bapenas menuturkan cara berpakaian seperti itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari mereka.

Di Bursa Efek Jakarta, komputer adalah salah satu penunjang sarana komunikasi. Praktis alat elektronik ini tidak dapat dimatikan sebelum waktu perdagangan ditutup. Lantai bursa juga membutuhkan daya listrik yang tinggi untuk pendingin ruangan. Namun, tindakan mengurangi energi listrik belum dapat dilakukan karena pengelola bursa khawatir akan menimbulkan risiko terhadap efektivitas kerja pialang.

Di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, penghematan listrik dengan mengurangi penerang tidak dapat optimal dilaksanakan. Meski siang hari, struktur bangunan menutup masuk cahaya matahari. Di lobi kantor ini, dua lampu kristal yang masing-masing berdaya 750 watt terpaksa dihidupkan setiap hari karena tidak ada sumber pencahayaan lain.

Dibandingkan beberapa kantor pemerintahan yang lain, Departemen Kehutanan cenderung belum menerapkan program hemat energi. Di beberapa koridor ruangan meski cahaya matahari sudah cukup, lampu tetap dinyalakan.

Begitu juga di Kantor DPRD Jakarta. Walau tengah masa reses, penggunaan listrik masih seperti biasa. Mulai dari lampu ruangan hingga air mancur di halaman gedung tetap dinyalakan. Di parkir lantai dasar meski hanya diisi sedikit kendaraan, lampu seluruhnya tetap menyala.

Penghematan energi listrik di beberapa gedung perkantoran swasta juga tidak sepenuhnya dilakukan. Sinar matahari yang sudah cukup menerangi lobi dirasakan pengelola belum mencukupi, sehingga masih ditambah penggunaan lampu listrik.

Ketidakseragaman kesadaran penghematan ini memang tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Sebab, pengabaian penggunaan listrik yang berlebihan sudah menjadi kebiasaan sehari-hari banyak perkantoran di Jakarta. Selain itu, petunjuk dan anjuran yang tegas dan terperinci mengenai penghematan ini belum ada setelah keluarnya Inpres hemat energi kemarin.(AWD/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.