Liputan6.com, Yogyakarta: Berbagai persiapan sejak kemarin dilakukan keluarga almarhum Agnes Retnaning Lestari serta warga di Jalan Lokananta, Patangpuluhan, Yogyakarta. Sanak keluarga dari pramugari Mandala Airlines yang menjadi korban dalam kecelakaan di Medan itu, juga terlihat berdatangan menyampaikan ucapan belasungkawa. Termasuk tunangan Agnes, Agustinus Budi Suryawan, yang datang dari Blora, Jawa Tengah. Mereka sebelumnya berencana menikah, 10 Desember mendatang [baca: Dua Pramugari Mandala Itu Akan Menikah].
Sekitar pukul 20.00 WIB tadi malam, pihak keluarga mendengar kabar dari Medan, Sumatra Utara, bahwa jenazah Agnes sudah berhasil diidentifikasi. Jasad pramugari yang mulai bergabung dengan Mandala sejak 1994 itu dikenali dari label nama pramugari yang dikenakannya. Kabar ini sekaligus memupus harapan keluarga Immanuel Narto Widodo dan Rosalin Wasmiati, yang sebelumnya sangat berharap Agnes termasuk salah satu korban yang selamat. Karena itu pula, Rosalin sempat menolak pelaksanaan misa di rumah mereka.
Kini, mereka hanya berharap agar jenazah anak sulung dari enam bersaudara itu tiba segera, sesuai harapan yang bersangkutan untuk pulang hari ini bisa terpenuhi, meski dalam kondisi yang berbeda. Sebelumnya, Agnes memang berencana ke Yogyakarta hari ini untuk memesan baju pengantin dan menjalani masa cuti selama dua bulan.
Sementara jenazah Askar Timur, pilot Mandala Airlines yang tewas dalam kecelakaan di kawasan Padang Bulan, Medan, siang ini direncanakan tiba di Jakarta [baca: Pesawat Mandala Airlines Jatuh di Medan]. Meski kesedihan melingkupi seluruh keluarga, khususnya sang istri, Sinta, tidak demikian halnya dengan Adi Wira Rifki Taufikurahman. Pasalnya, hari ini dia merayakan ulang tahunnya yang ke-5.
Dengan wajah ceria, putra Askar ini menunggu kedatangan sang ayah yang berjanji untuk memberikan kado. "Adi sudah dapat kado dari Ibu, Kakek dan Adik, sekarang menunggu kado dari Papa," ujarnya dengan lugu. Adi memang tidak mengetahui kalau ayahnya sudah tiada. Namun demikian, bocah ini sempat mengutarakan keheranannya kepada sang kakek, ketika nama Askar disebut-sebut dalam berbagai pemberitaan di televisi.
Rencananya, setelah disemayamkan di Kantor Pusat Mandala Airlines, jenazah akan dibawa ke rumah mertua almarhum di Kemayoran, Jakarta Pusat. Yang agak merisaukan keluarga almarhum, belum ada satu pun di antara mereka yang mengetahui bagaimana cara memberitahu kedua putra Askar yang masih bocah itu, bahwa ayah mereka telah tiada.
Sedangkan dari Kantor Pusat Mandala Airlines, dilaporkan bahwa maskapai penerbangan ini berjanji membayarkan santunan bagi seluruh korban dalam peristiwa tragis itu. Sejauh ini besarnya santunan belum ditentukan. Mengacu pada undang-undang yang ada, nilai santunan bagi korban meninggal dan cacat tetap sebesar Rp 50 juta. Bagi korban luka-luka, biaya perawatan akan dibayarkan maksimal senilai Rp 25 juta.
Koordinator Humas Mandala Airlines, Alexius Widjojo menyatakan, sampai saat ini pihak Mandala telah membiayai perawatan korban selamat serta pemulangan jenazah korban. Selain itu, hari ini tetap disediakan penerbangan gratis bagi keluarga korban untuk berangkat ke Medan.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)
Sekitar pukul 20.00 WIB tadi malam, pihak keluarga mendengar kabar dari Medan, Sumatra Utara, bahwa jenazah Agnes sudah berhasil diidentifikasi. Jasad pramugari yang mulai bergabung dengan Mandala sejak 1994 itu dikenali dari label nama pramugari yang dikenakannya. Kabar ini sekaligus memupus harapan keluarga Immanuel Narto Widodo dan Rosalin Wasmiati, yang sebelumnya sangat berharap Agnes termasuk salah satu korban yang selamat. Karena itu pula, Rosalin sempat menolak pelaksanaan misa di rumah mereka.
Kini, mereka hanya berharap agar jenazah anak sulung dari enam bersaudara itu tiba segera, sesuai harapan yang bersangkutan untuk pulang hari ini bisa terpenuhi, meski dalam kondisi yang berbeda. Sebelumnya, Agnes memang berencana ke Yogyakarta hari ini untuk memesan baju pengantin dan menjalani masa cuti selama dua bulan.
Sementara jenazah Askar Timur, pilot Mandala Airlines yang tewas dalam kecelakaan di kawasan Padang Bulan, Medan, siang ini direncanakan tiba di Jakarta [baca: Pesawat Mandala Airlines Jatuh di Medan]. Meski kesedihan melingkupi seluruh keluarga, khususnya sang istri, Sinta, tidak demikian halnya dengan Adi Wira Rifki Taufikurahman. Pasalnya, hari ini dia merayakan ulang tahunnya yang ke-5.
Dengan wajah ceria, putra Askar ini menunggu kedatangan sang ayah yang berjanji untuk memberikan kado. "Adi sudah dapat kado dari Ibu, Kakek dan Adik, sekarang menunggu kado dari Papa," ujarnya dengan lugu. Adi memang tidak mengetahui kalau ayahnya sudah tiada. Namun demikian, bocah ini sempat mengutarakan keheranannya kepada sang kakek, ketika nama Askar disebut-sebut dalam berbagai pemberitaan di televisi.
Rencananya, setelah disemayamkan di Kantor Pusat Mandala Airlines, jenazah akan dibawa ke rumah mertua almarhum di Kemayoran, Jakarta Pusat. Yang agak merisaukan keluarga almarhum, belum ada satu pun di antara mereka yang mengetahui bagaimana cara memberitahu kedua putra Askar yang masih bocah itu, bahwa ayah mereka telah tiada.
Sedangkan dari Kantor Pusat Mandala Airlines, dilaporkan bahwa maskapai penerbangan ini berjanji membayarkan santunan bagi seluruh korban dalam peristiwa tragis itu. Sejauh ini besarnya santunan belum ditentukan. Mengacu pada undang-undang yang ada, nilai santunan bagi korban meninggal dan cacat tetap sebesar Rp 50 juta. Bagi korban luka-luka, biaya perawatan akan dibayarkan maksimal senilai Rp 25 juta.
Koordinator Humas Mandala Airlines, Alexius Widjojo menyatakan, sampai saat ini pihak Mandala telah membiayai perawatan korban selamat serta pemulangan jenazah korban. Selain itu, hari ini tetap disediakan penerbangan gratis bagi keluarga korban untuk berangkat ke Medan.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)