Liputan6.com, Surabaya: Jenazah Kapten Daufir Efendi, kopilot pesawat Mandala Airlines yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatra Utara, tiba di Lapangan Udara Angkatan Laut Juanda Surabaya, Jawa Timur, Selasa (6/9) malam. Kedatangan jenazah Daufir ini langsung disambut oleh rekan-rekan almarhum di base off Lanudal Juanda.
Dalam rombongan keluarga Daufir ini terlihat istri almarhum, Sri Alwiani Pancawati dan Aurilia Aisiyah Fani, anak semata wayang almarhum yang baru berumur tiga setengah tahun. Peti jenazah Daufir itu langsung dibawa ke kampung halamannya di Desa Tegangsir Laok, Kecamatan Waru, Pamekasan, Jatim. Diketahui, Daufir yang lahir 23 Oktober 1973 ini sempat bertugas di Lapangan Udara Pekanbaru, Riau dan Makassar, Sulawesi Selatan.
Tadi sore, setelah jenazah Kapten Pilot Askar Timur di rumah duka di Jalan Howitser, Sumur Batu, Jakarta Pusat dan disalatkan di Masjid Al Mutaqiem. Jasadnya kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Cibubur, Jakarta Timur. Pemakaman jasad Timur ini dihadiri keluarga dekat almarhum, termasuk sang ibu, Sinta (istri almarhum) dan kedua anaknya, yaitu Adi Wira Rifki Taufikurahman dan Safia. Selain itu, rekan-rekan almarhum dari Mandala Airlines baik para pilot maupun pramugari juga turut hadir saat pemakaman [baca: Empat Jenazah Korban Mandala Tiba di Jakarta].
Almarhum dimakamkan berdekatan dengan makam ayahnya yang juga seorang penerbang. Namun, sebelum jenazah Askar dimasukkan ke liang lahat, sang kakak, Omar Askar yang juga pilot, mengumandangkan azan di depan peti jenazah adiknya.
Usai pemakaman, secara bergantian keluarga dan sahabat almarhum menaburkan bunga serta tanah ke makam almarhum termasuk anak-anaknya. Sebagian pelayat terutama para keluarga dekat yang ikut memakamkan jenazah ikut kembali ke rumah duka untuk melakukan tahlil dan mengirim doa bagi almarhum. Bagi Sinta, suaminya adalah ayah yang sangat perhatian bagi keluarga. Bahkan, hari ini seharusnya mereka pergi membeli hadiah ulang tahun untuk Rifki.
Di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, jasad Dwi Vianti Oktarissa, penumpang pesawat Mandala, juga dimakamkan oleh keluarganya, tadi sore. Setelah dimakamkan, keluarga Dwi juga menggelar tahlilan di kediamannya di Jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tadi malam.
Saat tahlilan, doa yang kusuk tampak dipanjatkan oleh keluarga dan kerabat Kharil Laksmono. Almarhum yang biasa dipanggil Rissa ini sehari-hari adalah seorang ibu rumah tangga yang mempunyai dua anak. Dua anak yang ditinggalkan sarjana lulusan Universitas Trisakti ini adalah Rizki dan Riska.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan SCTV, almarhum dan kedua anaknya sejak Januari silam tinggal di Medan untuk ikut suaminya yang menjabat sebagai kepala cabang sebuah perusahaan asuransi. Rissa berangkat ke Jakarta untuk memperbaiki rumahnya di Depok, Jawa Barat.
Di Banyumas, Jawa Tengah, isak tangis menyelimuti keluarga Fislam sejak ada kepastian bahwa nama korban tersiar di salah satu stasiun televisi. Nama Fislam tertera dalam deretan nama korban jatuhnya pesawat nahas itu. Bahkan kedua orang tua Fislam, Sukardi dan Welem, kerap pingsan atas musibah itu.
Jenazah Fislam tiba di Bandar Udara Achmad Yani Semarang, petang tadi. Jasad Fislam langsung dijemput ambulans untuk kemudian dibawa ke kediaman orang tuanya di Banyumas. Sejumlah kerabat almarhum turut mengantar jenazah ke rumah duka.
Menurut kakak Fislam, almarhum sudah dua tahun terakhir merantau ke Medan. Kedatangannya naik pesawat nahas itu untuk pulang kampung. Ia mengatakan Fislam akan membelikan seekor sapi untuk ayahnya setelah tiba di rumah. Uang untuk membeli sapi itu merupakan upah hasil kerja Fislam selama merantau di Medan.(ZIZ/Tim Liputan 6 SCTV)
Dalam rombongan keluarga Daufir ini terlihat istri almarhum, Sri Alwiani Pancawati dan Aurilia Aisiyah Fani, anak semata wayang almarhum yang baru berumur tiga setengah tahun. Peti jenazah Daufir itu langsung dibawa ke kampung halamannya di Desa Tegangsir Laok, Kecamatan Waru, Pamekasan, Jatim. Diketahui, Daufir yang lahir 23 Oktober 1973 ini sempat bertugas di Lapangan Udara Pekanbaru, Riau dan Makassar, Sulawesi Selatan.
Tadi sore, setelah jenazah Kapten Pilot Askar Timur di rumah duka di Jalan Howitser, Sumur Batu, Jakarta Pusat dan disalatkan di Masjid Al Mutaqiem. Jasadnya kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Cibubur, Jakarta Timur. Pemakaman jasad Timur ini dihadiri keluarga dekat almarhum, termasuk sang ibu, Sinta (istri almarhum) dan kedua anaknya, yaitu Adi Wira Rifki Taufikurahman dan Safia. Selain itu, rekan-rekan almarhum dari Mandala Airlines baik para pilot maupun pramugari juga turut hadir saat pemakaman [baca: Empat Jenazah Korban Mandala Tiba di Jakarta].
Almarhum dimakamkan berdekatan dengan makam ayahnya yang juga seorang penerbang. Namun, sebelum jenazah Askar dimasukkan ke liang lahat, sang kakak, Omar Askar yang juga pilot, mengumandangkan azan di depan peti jenazah adiknya.
Usai pemakaman, secara bergantian keluarga dan sahabat almarhum menaburkan bunga serta tanah ke makam almarhum termasuk anak-anaknya. Sebagian pelayat terutama para keluarga dekat yang ikut memakamkan jenazah ikut kembali ke rumah duka untuk melakukan tahlil dan mengirim doa bagi almarhum. Bagi Sinta, suaminya adalah ayah yang sangat perhatian bagi keluarga. Bahkan, hari ini seharusnya mereka pergi membeli hadiah ulang tahun untuk Rifki.
Di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, jasad Dwi Vianti Oktarissa, penumpang pesawat Mandala, juga dimakamkan oleh keluarganya, tadi sore. Setelah dimakamkan, keluarga Dwi juga menggelar tahlilan di kediamannya di Jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tadi malam.
Saat tahlilan, doa yang kusuk tampak dipanjatkan oleh keluarga dan kerabat Kharil Laksmono. Almarhum yang biasa dipanggil Rissa ini sehari-hari adalah seorang ibu rumah tangga yang mempunyai dua anak. Dua anak yang ditinggalkan sarjana lulusan Universitas Trisakti ini adalah Rizki dan Riska.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan SCTV, almarhum dan kedua anaknya sejak Januari silam tinggal di Medan untuk ikut suaminya yang menjabat sebagai kepala cabang sebuah perusahaan asuransi. Rissa berangkat ke Jakarta untuk memperbaiki rumahnya di Depok, Jawa Barat.
Di Banyumas, Jawa Tengah, isak tangis menyelimuti keluarga Fislam sejak ada kepastian bahwa nama korban tersiar di salah satu stasiun televisi. Nama Fislam tertera dalam deretan nama korban jatuhnya pesawat nahas itu. Bahkan kedua orang tua Fislam, Sukardi dan Welem, kerap pingsan atas musibah itu.
Jenazah Fislam tiba di Bandar Udara Achmad Yani Semarang, petang tadi. Jasad Fislam langsung dijemput ambulans untuk kemudian dibawa ke kediaman orang tuanya di Banyumas. Sejumlah kerabat almarhum turut mengantar jenazah ke rumah duka.
Menurut kakak Fislam, almarhum sudah dua tahun terakhir merantau ke Medan. Kedatangannya naik pesawat nahas itu untuk pulang kampung. Ia mengatakan Fislam akan membelikan seekor sapi untuk ayahnya setelah tiba di rumah. Uang untuk membeli sapi itu merupakan upah hasil kerja Fislam selama merantau di Medan.(ZIZ/Tim Liputan 6 SCTV)