Liputan6.com, Dili: Sebagai negara baru yang termiskin di Asia, Timor Leste akan menghadapi tantangan besar dalam membangun masa depannya. Kendati demikian, keinginan utama rakyat Timor Loro Sae bukan memiliki bendera negara atau mempunyai Presiden. "Tapi, perbaikan taraf hidup," kata Presiden terpilih Timor Timur Xanana Gusmao dalam jumpa pers menjelang peresmian kemerdekaan Timor Leste di Dili, Timtim, Jumat (17/5) siang. Sejak kemarin, persiapan upacara hampir mencapai final. Tarian tradisional setempat akan menjadi satu pengisi acara dalam upacara peresmian kemerdekaan 20 Mei mendatang.
Pernyataan Xanana diamini Uskup Carlos Ximenes Bello. Menurut dia, Timor Loro Sae tak hanya negara baru yang terbentuk di era milenium. Sebab, bekas provinsi ke-27 Indonesia itu juga negara yang termiskin di Asia. Tapi Bello optimistis, dalam lima hingga enam tahun ke depan, Timtim bisa menjadi negara baru yang makmur seperti Brunei Darussalam atau Swiss. Apalagi Timtim memperoleh bantuan finansial dan teknis dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Negara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Perhimpunan Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara.
Sebelumnya, di depan Markas PBB di Dili digelar upacara militer untuk menandai tugas Sergio Vieira de Mello sebagai Kepala Pemerintahan Transisi PBB untuk Timor Timur (UNTAET) berakhir. Dalam upacara itu, de Mello memeriksa pasukannya yang berasal dari berbagai negara. Sehari sebelumnya, de Mello telah menyerahkan secara simbolis kunci Gedung Markas PBB setempat. Gedung tersebut akan menjadi kantor pusat pemerintahan Timor Loro Sae.(COK/Idr)
Pernyataan Xanana diamini Uskup Carlos Ximenes Bello. Menurut dia, Timor Loro Sae tak hanya negara baru yang terbentuk di era milenium. Sebab, bekas provinsi ke-27 Indonesia itu juga negara yang termiskin di Asia. Tapi Bello optimistis, dalam lima hingga enam tahun ke depan, Timtim bisa menjadi negara baru yang makmur seperti Brunei Darussalam atau Swiss. Apalagi Timtim memperoleh bantuan finansial dan teknis dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Negara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Perhimpunan Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara.
Sebelumnya, di depan Markas PBB di Dili digelar upacara militer untuk menandai tugas Sergio Vieira de Mello sebagai Kepala Pemerintahan Transisi PBB untuk Timor Timur (UNTAET) berakhir. Dalam upacara itu, de Mello memeriksa pasukannya yang berasal dari berbagai negara. Sehari sebelumnya, de Mello telah menyerahkan secara simbolis kunci Gedung Markas PBB setempat. Gedung tersebut akan menjadi kantor pusat pemerintahan Timor Loro Sae.(COK/Idr)