Sukses

Mahasiswa Memaksa Jacob Tobing Menyetujui Amendemen

Ribuan mahasiswa beserta sejumlah elemen masyarakat berhasil menerobos gerbang Gedung MPR/DPR, Jakarta. Beberapa anggota Komisi A MPR dipaksa menandatangani kesepakatan mengamendemen UUD `45.

Liputan6.com, Jakarta: Bentrokan antara mahasiswa dan aparat kepolisian mewarnai penyelenggaraan Sidang Tahunan MPR pada hari keenam, Selasa (6/8) pagi. Insiden terjadi setelah ribuan mahasiswa beserta elemen masyarakat mendobrak gerbang utama Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta Pusat. Walaupun polisi menyemprot para pengunjuk rasa dengan watercanon, para demonstran tetap merangsek maju. Untungnya, bentrokan tak berlangsung lama. Akhirnya, sekitar pukul 11.45 WIB, pengunjuk rasa dapat berkumpul di halaman Gedung Wakil Rakyat [baca: Ribuan Demonstran Mendobrak Gerbang Gedung DPR/MPR].

Dalam orasi, mereka menuntut para anggota Majelis memuluskan proses amendemen Undang-Undang Dasar 1945. Mereka pun mendesak diberlakukan sistem pemilihan presiden langsung pada Pemilihan Umum 2004. Bila tidak, mereka mengusulkan agar DPR maupun MPR dibubarkan. Sementara selama aksi berlangsung, ruas jalan di depan Gedung MPR/DPR ditutup dari kawasan Taman Ria Senayan hingga perempatan Slipi, Jakarta Barat.

Tak lama berselang atau sekitar pukul 12.30 WIB, belasan anggota Komisi A MPR yang membahas amendemen UUD `45 berbaur dengan ribuan pengunjuk rasa di halaman Gedung MPR/DPR. Di antara mereka yang berbaur itu adalah Ketua Komisi A Jacob Tobing, Theo L. Sambuaga, Ahmad Sumargono, Fahmi Idris, Fuad Bawazier, dan Oesman Sapta.

Para anggota Komisi A juga menandatangani kesediaan untuk mengamendemen UUD `45 yang disodorkan mahasiswa. Dalam tuntutannya para mahasiswa meminta Komisi A untuk segera menuntaskan amendemen dan menghindari politik dagang sapi di MPR. Perwakilan mahasiswa juga mendesak agar Komisi A tak hanya membahas proses amendemen, namun bisa menuntaskan pembahasan UUD tersebut.

Seusai bertemu dengan pimpinan Komisi A, perwakilan mahasiswa berniat menemui Amin Arjoso, anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Namun, upaya BEM ini gagal karena tokoh yang penolak amendemen UUD 1945 ini tidak mau menemui perwakilan mahasiswa. Dilaporkan massa mahasiswa berangsur meninggalkan lokasi sekitar pukul 15.00 WIB.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)
    Video Terkini