Sukses

Gaji Tak Dinaikkan, Pilot Garuda Mengancam Mogok

Karena tuntutannya tak dikabulkan, para pilot Garuda berencana menggelar mogok massal pada 10 Februari 2003. Namun ancaman ini tak berlaku buat penerbangan haji.

Liputan6.com, Jakarta: Anggota Asosiasi Pilot Garuda berencana menggelar mogok terbang massal pada 10 Februari mendatang. Pasalnya, tuntutan mereka tentang perbaikan sistem manajemen sumber daya manusia, termasuk meminta kenaikan gaji yang disampaikan pada 20 Januari 2003, tak dikabulkan manajemen PT Garuda Indonesia. Demikian diutarakan Presiden Asosiasi Pilot Garuda Ari Safari dalam jumpa pers di Hotel Santika, Jalan K.S. Tubun, Jakarta Barat, Selasa (21/1).

Ari menjelaskan, mogok akan dilakukan bertahap mulai 26 Januari-1 Februari. Pada medio itu, seluruh penerbangan Garuda akan ditunda satu jam. Bila sampai batas waktu itu belum juga ada kesepakatan, para pilot Garuda akan meningkatkan ancaman. Mulai 2-9 Februari 2003, seluruh penerbangan Garuda akan ditunda lima jam. Jika masih tetap tak ada kesepakatan, para pilot akan mogok massal pada 10 Februari mulai pukul 00.00 WIB. Tapi, menurut Ari, ancaman ini tak berlaku buat penerbangan haji. Pertimbangannya, haji adalah proyek nasional yang juga ibadah.

Sedangkan mengenai besarnya tuntutan kenaikan gaji, Ari menerangkan, ini didasarkan atas hasil studi banding ke sejumlah maskapai penerbangan di luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, dan Australia. Hasilnya: gaji pilot Garuda masih di bawah standar. Saat ini gaji kapten pilot Garuda berkisar antara Rp 6 hingga Rp 12 juta. Sedangkan upah ko-pilot antara Rp 4 hingga Rp 11 juta. Yang ideal, menurut Ari, gaji kapten pilot berkisar antara Rp 47-88 juta. Sementara upah ko-pilot sebesar Rp 20-37 juta.

Menanggapi tuntutan kenaikan gaji ini, Kepala Personalia PT Garuda Indonesia Tunggul Trangondo mengatakan, sulit dikabulkan dalam waktu dekat. Sedangkan untuk mengantisipasi mogok, pihak perusahaan akan memaksimalkan para pilot lainnya. Sebab menurut Tunggul, tak semua pilot mendukung aksi yang pasti merugikan perusahaan dan calon penumpang ini.(ICH/Andre Bangsawan dan Gatot Setiawan)
    Video Terkini