Sukses

Tak Mengidap Gejala SARS, Kosmatun Dibolehkan Pulang

Seorang pekerja Singapura asal Blitar, Jatim, akhirnya diizinkan pulang setelah dirawat selama tiga hari di RSU Gambiran, Jatim. Calon penumpang diperiksa secara ketat di Bandara Hongkong.

Liputan6.com, Kediri: Kosmatun, yang semula diduga terkena wabah sindrom pernapasan akut parah (SARS), akhirnya dipulangkan dari Rumah Sakit Umum Gambiran, Kediri, Jawa Timur, Senin (14/4). Dia diizinkan pulang karena dianggap tak memiliki gejala penyakit itu. Pekerja Singapura asal Blitar ini dirawat pada Jumat pekan silam. Saat itu, ia mengeluh sesak napas disertai batuk dan flu [baca: Menkes: Keluarga Penderita SARS Akan Dikarantina].

Sedangkan puluhan mahasiswa fakultas kedokteran sebuah perguruan tinggi di Surabaya, Jawa Timur, memberikan penyuluhan bahaya dan kewaspadaan SARS di Gedung Balai Pemuda, Jalan Pemuda. Para mahasiswa juga membagikan-bagikan brosur terhadap sejumlah pengguna jalan di kawasan tersebut.

Sementara di Hongkong, hari ini, pemerintah setempat memperketat calon penumpang pesawat yang akan meninggalkan bekas koloni Inggris tersebut. Langkah ini penting dilakukan agar negara lain tak takut menerima pengunjung dari Hongkong. Sekadar diketahui, data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 14 April 2003 menunjukkan ada 1.108 orang terjangkit SARS dan 35 lainnya meninggal dunia akibat wabah tersebut di Hongkong.

Apalagi, pada 2 April silam, WHO telah merekomendasikan agar setiap orang menunda perjalanan ke Hongkong dan Provinsi Guangdong, Cina, jika tidak sangat mendesak untuk meredam penyebaran SARS [baca: Hantu Maut dari Guangdong]. Rekomendasi WHO itu mengakibatkan maskapai penerbangan Cathay Pacific dan Dragon Air menunda setengah dari jumlah penerbangannya. Dampak lainnya, arus penumpang yang masuk dan keluar Hongkong menurun drastis dari 36 ribu penumpang menjadi 7.000 orang per hari.

Sebagian masyarakat Hongkong juga meminta agar pemeriksaan ketat dilakukan di perbatasan dengan Cina daratan. Sebab, setiap harinya, ada sekitar 17 ribu orang melintasi perbatasan antara Hongkong dan Provinsi Shenzhen. Bahkan, ada usulan menutup perbatasan tersebut. Tapi, usulan itu masih dipertimbangkan pemerintahan Hongkong maupun Cina.

Di Universitas Hongkong, setelah sempat dua pekan diliburkan untuk mencegah penyebaran SARS, kegiatan akademis akhirnya dibuka lagi pada hari ini. Akan tetapi, sebagian besar mahasiswa tampak menggunakan masker. Sebelumnya, seluruh ruangan kelas telah disterilkan menggunakan disinfectant--semacam sabun antiseptik.

Sekolah-sekolah di Singapura, Senin ini, juga kembali beraktivitas. Agar penyakit SARS tak kembali menyebar, pihak sekolah menganjurkan para siswa sering mencuci tangan. Para pelajar juga diminta menghindari menggunakan piring dan gelas siswa lain.

Sementara itu, Pemimpin Otoritas Hongkong Tung Chee-hwa secara khusus bertemu Presiden Cina Hu Jintao. Keduanya dikabarkan membahas upaya mengatasi penyebaran virus SARS di Cina maupun Hongkong.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)
    Video Terkini