Sukses

Penjagaan Gedung Sekolah di Aceh Diminta Diperketat

Hingga saat ini sudah 499 gedung sekolah di Nanggroe Aceh Darussalam dibakar. Mendiknas Malik Fadjar meminta penjagaan gedung sekolah di sana diperketat.

Liputan6.com, Jakarta: Asap masih mengepul di langit Tanah Rencong. Hingga Kamis (29/5), sudah 499 gedung sekolah dibakar. Ini membuat ratusan ribu siswa telantar. Agar pembakaran sekolah tak terulang, Menteri Pendidikan Nasional Malik Fadjar meminta pemerintah lebih menjaga lingkungan pendidikan di sana. Selama ini sekelompok orang bisa membakar karena kurangnya personel yang menjaga gedung sekolah [baca: Ratusan Sekolah Dibakar, Pemerintah Mengaku Lalai].

Kendati ratusan sekolah sudah menjadi abu, Malik Fadjar berharap, proses belajar-mengajar tidak berhenti. Menurut dia, Depdiknas sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi agar proses belajar mengajar bisa terus berjalan. Pemerintah juga sudah memikirkan untuk membangun kembali gedung sekolah yang terbakar [baca: Tenda Sekolah Darurat Mulai Didirikan].

Berkaitan dengan itu, Masyarakat Indonesia untuk Damai Aceh menyerahkan karangan bunga duka cita kepada Mendiknas. Mereka berharap bunga itu bisa disampaikan kepada Presiden Megawati Sukarnoputri. Dalam karangan bunga tertulis ucapan duka cita atas matinya pendidikan dan masa depan anak-anak Aceh.

Masyarakat Indonesia untuk Damai Aceh juga mendesak pemerintah mencegah pembakaran sekolah. Mereka berharap, operasi terpadu di Serambi Mekah hendaknya tak membuat anak-anak Aceh kehilangan tempat belajar dan mengorbankan masa depan mereka.

Sementara itu, Ikatan Keluarga Masyarakat Aceh di Pontianak, Kalimantan Barat, menyesal atas kekerasan yang terjadi di Tanah Rencong, baik yang dilakukan Gerakan Aceh Merdeka maupun TNI. Mereka mengaku tak mendukung operasi militer, meski berjanji tetap setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia [baca: Darurat Militer, Nestapa Rakyat Aceh].

Ketua Masyarakat Aceh di Pontianak Nurman Abdul Mukmin menyatakan, hingga saat ini belum ditemukan adanya anggota dan simpatisan GAM yang lari ke Pontianak. Namun, mereka tetap waspada mengingat wilayah Kalbar berbatasan langsung dengan Malaysia yang selama ini menjadi tempat tinggal simpatisan GAM.

Menurut Nurman, saat ini mereka tengah menyusun daftar nama dan alamat orang Aceh di seluruh Kalbar. Nantinya data ini akan Diserahkan ke polisi atau TNI. Jika ada di antara mereka yang teridentifikasi sebagai anggota GAM, Ikatan Keluarga Masyarakat Aceh di Pontianak mendukung TNI atau polisi untuk menangkapnya.(ULF/Tim Liputan 6 SCTV)