Liputan6.com, Gresik: Besar dugaan, tabrakan antara Kapal Motor Mandiri Nusantara dan Kapal Kargo Uni Glory berbendera Korea di Perairan Gresik, Jawa Timur, akibat kesalahan prosedur. Soalnya saat akan berlabuh, KM Mandiri tak didampingi kapal pandu. Akibatnya fatal. Tabrakan tak terhindarkan dan tiga penumpang KM Mandiri tewas di tempat kejadian, sedangkan belasan lainnya luka-luka. Demikian diungkapkan Direktur Kepolisian Air dan Udara Kepolisian Daerah Jatim Komisaris Besar Polisi Toni Suhartono, Jumat (26/9) siang.
Toni menjelaskan, saat kecelakaan terjadi KM Mandiri Nusantara sedang mengangkut 129 penumpang dari Balikpapan, Kalimantan Timur. Kapal juga mengangkut 29 unit mobil dan dua sepeda motor. Sedangkan 16 korban luka sudah dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan Surabaya. Sebagian besar korban menderita patah tulang. Sementara tiga korban meninggal--Sundari, Fitri, dan Iwan--sudah dikirim ke kamar mayat RS dokter Soetomo [baca: Kapal Kargo Menabrak Kapal Penumpang, Tiga Tewas].
Korban selamat menuturkan, sempat melihat badan kapal kargo meluncur deras ke arah KM Mandiri. Tapi belum sempat menyelamatkan diri, badan kapal kargo sudah menghantam kapal penumpang tersebut. "Saya lagi ngobrol. Saya lihat kapal kargo. Tau-tau, kapal bergetar hebat. Kejadiannya sekitar jam 08.00 WIB," kata Febrian.
Sebaliknya, Yeyen, korban lainnya mengaku tak sempat berbuat apa-apa ketika kecelakaan terjadi. "Tahu-tahu jegeeer, dan semuanya ambruk," ungkap Yeyen yang kini masih terbaring lemah di RS Pelabuhan Surabaya. Ketika itu, dia panik. Namun lagi-lagi tak bisa berbuat apa-apa karena kakinya sudah terjepit pecahan kapal. "Kaki kiri saya rasanya sakit sekali," terang Yeyen lirih.(ICH/Bambang Ronggo dan Winanto)
Toni menjelaskan, saat kecelakaan terjadi KM Mandiri Nusantara sedang mengangkut 129 penumpang dari Balikpapan, Kalimantan Timur. Kapal juga mengangkut 29 unit mobil dan dua sepeda motor. Sedangkan 16 korban luka sudah dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan Surabaya. Sebagian besar korban menderita patah tulang. Sementara tiga korban meninggal--Sundari, Fitri, dan Iwan--sudah dikirim ke kamar mayat RS dokter Soetomo [baca: Kapal Kargo Menabrak Kapal Penumpang, Tiga Tewas].
Korban selamat menuturkan, sempat melihat badan kapal kargo meluncur deras ke arah KM Mandiri. Tapi belum sempat menyelamatkan diri, badan kapal kargo sudah menghantam kapal penumpang tersebut. "Saya lagi ngobrol. Saya lihat kapal kargo. Tau-tau, kapal bergetar hebat. Kejadiannya sekitar jam 08.00 WIB," kata Febrian.
Sebaliknya, Yeyen, korban lainnya mengaku tak sempat berbuat apa-apa ketika kecelakaan terjadi. "Tahu-tahu jegeeer, dan semuanya ambruk," ungkap Yeyen yang kini masih terbaring lemah di RS Pelabuhan Surabaya. Ketika itu, dia panik. Namun lagi-lagi tak bisa berbuat apa-apa karena kakinya sudah terjepit pecahan kapal. "Kaki kiri saya rasanya sakit sekali," terang Yeyen lirih.(ICH/Bambang Ronggo dan Winanto)