Liputan6.com, Seoul: Parlemen Korea Selatan di Seoul akhirnya menyetujui pengiriman pasukan ke Irak, baru-baru ini. Parlemen Korsel sepakat dengan rencana pemerintah yang dilontarkan Presiden Roh Moo-hyun Oktober tahun lalu. Intinya, Negeri Ginseng bersedia mengirim sekitar 3.000 prajurit untuk membantu pembangunan kembali Irak. Dari 212 anggota Parlemen yang hadir, sebanyak 155 suara setuju, 55 suara menolak, dan tujuh lainnya abstain. Keputusan mengejutkan tersebut langsung disambut unjuk rasa di luar Gedung Parlemen.
Pejabat Militer Korsel mengatakan, akan mengirim 1.400 pasukan teknik dan medis. Untuk menjamin keamanan mereka, sebanyak 1.600 pasukan tempur bakal menyertainya. Menurut rencana, rombongan tersebut akan diberangkatkan pada akhir April mendatang. Pengiriman ini akan menambah 675 pasukan Korsel nontempur yang telah dikirim ke Irak, Mei tahun lalu. Keputusan ini sekaligus menjadikan Korsel sebagai negara ke tiga yang mengirimkan prajuritnya ke Irak, setelah Amerika Serikat dan Inggris [baca: Blair Mempertahankan Kebijakannya di Parlemen].
Pengumuman Parlemen Korsel itu berbuntut bentrokan kecil antara polisi dengan pengunjuk rasa yang sedikitnya berjumlah 500 orang. Kericuhan itu akhirnya bisa dikendalikan oleh sekitar 80-an ribu polisi antihuru-hara yang mengamankan lingkungan Gedung Parlemen sejak aksi unjuk rasa berlangsung.(YAN/Uri)
Pejabat Militer Korsel mengatakan, akan mengirim 1.400 pasukan teknik dan medis. Untuk menjamin keamanan mereka, sebanyak 1.600 pasukan tempur bakal menyertainya. Menurut rencana, rombongan tersebut akan diberangkatkan pada akhir April mendatang. Pengiriman ini akan menambah 675 pasukan Korsel nontempur yang telah dikirim ke Irak, Mei tahun lalu. Keputusan ini sekaligus menjadikan Korsel sebagai negara ke tiga yang mengirimkan prajuritnya ke Irak, setelah Amerika Serikat dan Inggris [baca: Blair Mempertahankan Kebijakannya di Parlemen].
Pengumuman Parlemen Korsel itu berbuntut bentrokan kecil antara polisi dengan pengunjuk rasa yang sedikitnya berjumlah 500 orang. Kericuhan itu akhirnya bisa dikendalikan oleh sekitar 80-an ribu polisi antihuru-hara yang mengamankan lingkungan Gedung Parlemen sejak aksi unjuk rasa berlangsung.(YAN/Uri)