Liputan6.com, Semarang: Kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Lapangan Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah, Ahad (14/3), diwarnai perkelahian antarsesama simpatisan yang sedang berjoget dangdut. Akibatnya, sejumlah simpatisan terluka. Juru kampanye yang juga Ketua DPD PDIP Jateng Murdoko tetap melanjutkan kampanye. Diduga insiden dipicu saling senggol antarpendukung sehingga tawuran tidak terhindarkan.
Sementara massa kampanye PDIP di Desa Jetis Ambarawa membubarkan diri sebelum juru kampanye nasional Sutarjo Surjogoeritnoe berorasi. Ribuan pendukung hanya bertahan selama hiburan musik dangdut. Di Stadion Baurekso, Kendal, kampanye PDIP menghadirkan juru kampanye Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Gunawan Wirosaroyo.
Massa Partai Nasionalis Bung Karno juga meninggalkan lokasi kampanye di sebuah di kawasan Jakarta Timur, sebelum para calon anggota legislatif berorasi. Alhasil, orasi caleg yang mengangkat soal maraknya korupsi hanya didengarkan puluhan orang.
Sementara ratusan pendukung Partai Demokrat mengikuti pertemuan akbar di Arena Balap Sepeda Rawamangun, Jakarta Timur. Usai mengikuti pertemuan, massa berkonvoi dengan berbagai jenis kendaraan bermotor di sepanjang Jalan Pemuda. Kemacetan pun tak terhindarkan di berbagai ruas jalan.
Beberapa simpatisan yang menggunakan sepeda motor sempat ditilang polisi karena tidak menggunakan helm. Ada juga yang ditilang karena menerobos lampu merah. Seorang simpatisan Partai Demokrat bahkan ada yang terjatuh karena duduk di jendela Metromini.
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) memulai kampanye putaran pertamanya dengan menggelar pertemuan di sejumlah rukun tetangga di wilayah Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Massa PKPI kemudian membersihkan lingkungan. Sayangnya, PKPI melanggar peraturan dengan mengikutsertakan anak-anak. Bocah yang dibawa biasanya anak-anak setempat atau yang dibawa oleh orang tuanya.
Kerja bakti juga dilakukan pendukung Partai Buruh Sosial Demokrat di Medan, Sumatra Utara, dengan membersihkan parit di sejumlah daerah rawan banjir. Mereka menilai cara ini lebih efektif merebut hati rakyat ketimbang kampanye terbuka dengan mengerahkan massa.
Sementara Partai Bintang Reformasi dan Partai Golongan Karya menggelar pawai keliling Kota Medan dengan melibatkan anak-anak di bawah usia tujuh tahun. Hal ini dikeluhkan Komisi Pemilihan Umum Sumut karena melanggar Surat keputusan KPU Nomor 701 Tahun 2003 tentang Peraturan Kampanye. KPU mengaku sulit menegur pelanggar karena susah mengidentifikasi usia anak. Sementara KPU Kota Medan mengeluhkan sejumlah parpol yang belum menyerahkan laporan dana kampanye. KPU Medan khawatir parpol menerima dana yang tak terdeteksi.
Di Yogyakarta, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah (PPNU) meraih simpati rakyat dengan mendatangi pasar tradisional. Di sana, tokoh PPNU mendengarkan keluhan pedagang. Mereka juga membagikan atribut partai seperti kaus, kalender, hingga brosur. Yogyakarta juga sempat dibirukan oleh ribuan pendukung Partai Amanat Nasional. Partai berlambang matahari ini rupanya tak ingin mengulangi kekalahan pada Pemilu 1999 dari PDIP. Dalam orasinya, Ketua Umum PAN Amien Rais menegaskan, anggota Dewan dari partainya siap dipecat jika terbukti merugikan negara.
Kota Gudeg juga diramaikan kampanye Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) yang menghadirkan ketua umumnya, R. Hartono. Saat berpidato, Hartono menghubungkan partainya dengan kejayaan pemerintahan Orde Baru. Hartono menilai, mantan Presiden Soeharto sebagai penguasa Orba berhasil membangun Indonesia.
Di Jambi, PAN menghadirkan jurkamnas Rizal Djalil dan Zulkifli serta sejumlah artis Ibu Kota. Hampir seluruh waktu dihabiskan untuk bernyanyi bersama. Pelaksanaan kampanye tak ubahnya pertunjukan hiburan karena para juru kampanye tidak banyak berorasi.
Di saat bersamaan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar kampanye terbuka di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi. PKS mendatangkan jurkamnas M. Rohib yang menyoroti kemerosotan moral di kalangan elite pemerintahan. Meski mampu menyedot perhatian massa besar, tidak sedikit anak-anak di bawah umur yang terlibat langsung dalam kampanye dan mengenakan atribut partai.(ZAQ/Tim Liputan 6 SCTV)
Sementara massa kampanye PDIP di Desa Jetis Ambarawa membubarkan diri sebelum juru kampanye nasional Sutarjo Surjogoeritnoe berorasi. Ribuan pendukung hanya bertahan selama hiburan musik dangdut. Di Stadion Baurekso, Kendal, kampanye PDIP menghadirkan juru kampanye Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Gunawan Wirosaroyo.
Massa Partai Nasionalis Bung Karno juga meninggalkan lokasi kampanye di sebuah di kawasan Jakarta Timur, sebelum para calon anggota legislatif berorasi. Alhasil, orasi caleg yang mengangkat soal maraknya korupsi hanya didengarkan puluhan orang.
Sementara ratusan pendukung Partai Demokrat mengikuti pertemuan akbar di Arena Balap Sepeda Rawamangun, Jakarta Timur. Usai mengikuti pertemuan, massa berkonvoi dengan berbagai jenis kendaraan bermotor di sepanjang Jalan Pemuda. Kemacetan pun tak terhindarkan di berbagai ruas jalan.
Beberapa simpatisan yang menggunakan sepeda motor sempat ditilang polisi karena tidak menggunakan helm. Ada juga yang ditilang karena menerobos lampu merah. Seorang simpatisan Partai Demokrat bahkan ada yang terjatuh karena duduk di jendela Metromini.
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) memulai kampanye putaran pertamanya dengan menggelar pertemuan di sejumlah rukun tetangga di wilayah Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Massa PKPI kemudian membersihkan lingkungan. Sayangnya, PKPI melanggar peraturan dengan mengikutsertakan anak-anak. Bocah yang dibawa biasanya anak-anak setempat atau yang dibawa oleh orang tuanya.
Kerja bakti juga dilakukan pendukung Partai Buruh Sosial Demokrat di Medan, Sumatra Utara, dengan membersihkan parit di sejumlah daerah rawan banjir. Mereka menilai cara ini lebih efektif merebut hati rakyat ketimbang kampanye terbuka dengan mengerahkan massa.
Sementara Partai Bintang Reformasi dan Partai Golongan Karya menggelar pawai keliling Kota Medan dengan melibatkan anak-anak di bawah usia tujuh tahun. Hal ini dikeluhkan Komisi Pemilihan Umum Sumut karena melanggar Surat keputusan KPU Nomor 701 Tahun 2003 tentang Peraturan Kampanye. KPU mengaku sulit menegur pelanggar karena susah mengidentifikasi usia anak. Sementara KPU Kota Medan mengeluhkan sejumlah parpol yang belum menyerahkan laporan dana kampanye. KPU Medan khawatir parpol menerima dana yang tak terdeteksi.
Di Yogyakarta, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah (PPNU) meraih simpati rakyat dengan mendatangi pasar tradisional. Di sana, tokoh PPNU mendengarkan keluhan pedagang. Mereka juga membagikan atribut partai seperti kaus, kalender, hingga brosur. Yogyakarta juga sempat dibirukan oleh ribuan pendukung Partai Amanat Nasional. Partai berlambang matahari ini rupanya tak ingin mengulangi kekalahan pada Pemilu 1999 dari PDIP. Dalam orasinya, Ketua Umum PAN Amien Rais menegaskan, anggota Dewan dari partainya siap dipecat jika terbukti merugikan negara.
Kota Gudeg juga diramaikan kampanye Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) yang menghadirkan ketua umumnya, R. Hartono. Saat berpidato, Hartono menghubungkan partainya dengan kejayaan pemerintahan Orde Baru. Hartono menilai, mantan Presiden Soeharto sebagai penguasa Orba berhasil membangun Indonesia.
Di Jambi, PAN menghadirkan jurkamnas Rizal Djalil dan Zulkifli serta sejumlah artis Ibu Kota. Hampir seluruh waktu dihabiskan untuk bernyanyi bersama. Pelaksanaan kampanye tak ubahnya pertunjukan hiburan karena para juru kampanye tidak banyak berorasi.
Di saat bersamaan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar kampanye terbuka di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi. PKS mendatangkan jurkamnas M. Rohib yang menyoroti kemerosotan moral di kalangan elite pemerintahan. Meski mampu menyedot perhatian massa besar, tidak sedikit anak-anak di bawah umur yang terlibat langsung dalam kampanye dan mengenakan atribut partai.(ZAQ/Tim Liputan 6 SCTV)