Liputan6.com, Banda Aceh: Presiden Megawati Sukarnoputri menghadiri Pekan Kebudayaan Aceh, Kamis (19/8). Kedatangan Megawati dan rombongan di Nanggroe Aceh Darussalam disambut Abdullah Puteh, gubernur yang dibebastugaskan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2004.
Tidak jelas, kapasitas Puteh dalam penyambutan itu. Sebab, bila itu tugas gubernur sebenarnya yang harus mendampingi Megawati berdasarkan Inpres No. 2/2004 adalah wakil gubernur. Mahkamah Konstitusi sejauh ini masih memeriksa Puteh dalam kasus korupsi pembelian helikopter Mi-2 dari Rusia [baca: Inpres Pengalihan Tugas Abdullah Puteh Terbit].
Sementara itu, Megawati dalam sambutannya sempat menceritakan pahlawan nasional Cut Nyak Dien, pemimpin laskar wanita yang gagah berani melawan penjajah Belanda. Namun, Megawati menyayangkan makam Cut Nyak Dien justru bukan di Aceh melainkan di Sumedang, Jawa Barat. Megawati menjanjikan untuk memindahkan makam Cut Nyak Dien bila masyarakat menginginkannya.
Selain itu, Mega juga menyinggung soal kepemimpinan wanita dalam Islam. Menurut dia, isu kepemimpinan wanita sebenarnya sudah tuntas bila melihat dari sejarah Aceh. Dalam Islam, lanjut Mega, wanita dapat menjadi pemimpin seperti Sultanah Safiatuddin atau Ratu Tajul Alam Safiatuddin Syah. Putri Sultan Iskandar Muda ini memerintah antara tahun 1641-1675.
Selama di Aceh, Mega juga sempat menemui pasukan TNI dan Polri yang bertugas di Aloe Gintong, Kecamatan Jantho, Aceh Besar, sekitar 80 kilometer dari Kota Banda Aceh. Megawati yang menggunakan helikopter tiba di lokasi sekitar pukul 15.45 WIB.
Dalam pengarahannya, Mega meminta para prajurit tetap memiliki semangat juang yang tinggi dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Presiden yang didampingi Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, Kapolri Jenderal Da`i Bachtiar dan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan ad interim Hari Sabarno, berjanji untuk memenuhi segala kebutuhan para prajurit di daerah konflik.
Presiden juga meminta prajurit TNI dan Polri dapat menciptakan kondisi keamanan yang stabil di Aceh menjelang pemilihan presiden tahap kedua, 20 September mendatang. Megawati juga meminta pimpinan TNI dan Polri agar rotasi pasukan di daerah konflik dilakukan satu tahun sekali sehingga para prajurit dapat berkumpul bersama keluarganya lebih lama.(YYT/Tim Liputan 6 SCTV)
Tidak jelas, kapasitas Puteh dalam penyambutan itu. Sebab, bila itu tugas gubernur sebenarnya yang harus mendampingi Megawati berdasarkan Inpres No. 2/2004 adalah wakil gubernur. Mahkamah Konstitusi sejauh ini masih memeriksa Puteh dalam kasus korupsi pembelian helikopter Mi-2 dari Rusia [baca: Inpres Pengalihan Tugas Abdullah Puteh Terbit].
Sementara itu, Megawati dalam sambutannya sempat menceritakan pahlawan nasional Cut Nyak Dien, pemimpin laskar wanita yang gagah berani melawan penjajah Belanda. Namun, Megawati menyayangkan makam Cut Nyak Dien justru bukan di Aceh melainkan di Sumedang, Jawa Barat. Megawati menjanjikan untuk memindahkan makam Cut Nyak Dien bila masyarakat menginginkannya.
Selain itu, Mega juga menyinggung soal kepemimpinan wanita dalam Islam. Menurut dia, isu kepemimpinan wanita sebenarnya sudah tuntas bila melihat dari sejarah Aceh. Dalam Islam, lanjut Mega, wanita dapat menjadi pemimpin seperti Sultanah Safiatuddin atau Ratu Tajul Alam Safiatuddin Syah. Putri Sultan Iskandar Muda ini memerintah antara tahun 1641-1675.
Selama di Aceh, Mega juga sempat menemui pasukan TNI dan Polri yang bertugas di Aloe Gintong, Kecamatan Jantho, Aceh Besar, sekitar 80 kilometer dari Kota Banda Aceh. Megawati yang menggunakan helikopter tiba di lokasi sekitar pukul 15.45 WIB.
Dalam pengarahannya, Mega meminta para prajurit tetap memiliki semangat juang yang tinggi dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Presiden yang didampingi Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, Kapolri Jenderal Da`i Bachtiar dan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan ad interim Hari Sabarno, berjanji untuk memenuhi segala kebutuhan para prajurit di daerah konflik.
Presiden juga meminta prajurit TNI dan Polri dapat menciptakan kondisi keamanan yang stabil di Aceh menjelang pemilihan presiden tahap kedua, 20 September mendatang. Megawati juga meminta pimpinan TNI dan Polri agar rotasi pasukan di daerah konflik dilakukan satu tahun sekali sehingga para prajurit dapat berkumpul bersama keluarganya lebih lama.(YYT/Tim Liputan 6 SCTV)