Liputan6.com, Vancouver: Gunung Saint Helen kembali menunjukkan aktivitas. Awan panas menyembur hingga ketinggian ribuan kaki. Aktivitas gunung yang terletak di Vancouver, Washington, Amerika Serikat, itu disertai getaran-getaran kecil pada Senin (4/10). Para pakar geologi yang mengamati aktivitas itu memperkirakan Gunung St. Helen bisa meletus kapan saja.
Awan panas yang dihasilkan dari aktivitas seismik di dalam perut gunung mengandung debu vulkanik berwarna hitam. Satu yang menjadi perhatian besar saat ini adalah magma panas dan gas yang ada di dalam perut gunung. Jika meletus, magma dan gas itu sanggup melontarkan bebatuan hingga beberapa mil [baca: Gunung Saint Helen Diperkirakan Meletus].
Para pakar juga meneliti aktivitas di kepundan gunung untuk mengetahui kondisi lava pijar yang ada di tempat tersebut. Apabila cuaca tidak memburuk, Badan Geologi AS merencanakan memasang instrumen pemantau magma di sana.
Gunung St. Helen pernah meletus pada 18 Mei 1980. Sebanyak 57 orang tewas dan sebagian besar wilayah barat laut tertutup abu vulkanik.(AWD/Yes)
Awan panas yang dihasilkan dari aktivitas seismik di dalam perut gunung mengandung debu vulkanik berwarna hitam. Satu yang menjadi perhatian besar saat ini adalah magma panas dan gas yang ada di dalam perut gunung. Jika meletus, magma dan gas itu sanggup melontarkan bebatuan hingga beberapa mil [baca: Gunung Saint Helen Diperkirakan Meletus].
Para pakar juga meneliti aktivitas di kepundan gunung untuk mengetahui kondisi lava pijar yang ada di tempat tersebut. Apabila cuaca tidak memburuk, Badan Geologi AS merencanakan memasang instrumen pemantau magma di sana.
Gunung St. Helen pernah meletus pada 18 Mei 1980. Sebanyak 57 orang tewas dan sebagian besar wilayah barat laut tertutup abu vulkanik.(AWD/Yes)