Sukses

Situasi di Pantai Gading Masih Mencekam

Ribuan demonstran mengepung kediaman Presiden Pantai Gading Laurent Gbagbo. Pengunjuk rasa tampaknya tak memperdulikan imbauan Gbagbo yang meminta mereka menghentikan aksi.

Liputan6.com, Abidjan: Situasi di Pantai Gading, Afrika, masih panas dan mencekam, Selasa (9/11). Demonstrasi anti-Prancis terus berlangsung di negeri itu. Kali ini, ribuan pengunjuk rasa memusatkan aksi di luar kediaman Presiden Laurent Gbagbo dan membentuk pagar betis untuk mengepung rumah itu. Mereka seperti tak gentar meski sejumlah kendaraan lapis baja disiagakan di sana.

Demonstran tampaknya tak memperdulikan imbauan Gbagbo yang meminta mereka menghentikan aksi. Sebaliknya, unjuk rasa malah makin brutal. Padahal, sejauh ini, tercatat sudah lima warga tewas dan 250 lainnya terluka akibat aksi kekerasan itu. Tiga dari lima korban tewas diketahui mati ditembak pasukan keamanan setempat.

Tapi, kemungkinan besar, korban tewas dan luka akibat kerusuhan di Pantai Gading jauh lebih banyak dari yang diperkirakan. Data Palang Merah Internasional mencatat lebih dari 500 orang cedera dalam rangkaian kekerasan anti-Prancis di Pantai Gading. Apalagi kekerasan belum juga berakhir.

Pejabat militer Prancis dan Pantai Gading, kini, sibuk mengontrol keadaan. Mereka pun sudah berulang kali mengeluarkan instruksi bersama mendesak semua pihak tenang. Bahkan, untuk menjaga agar kekekerasan tak meluas, militer Pantai Gading berencana memulai patroli keamanan. Mereka akan bekerja sama dengan pasukan Prancis dan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Di lain pihak, sembilan jenazah tentara Prancis yang tewas akibat pengeboman di Pantai Gading, sudah tiba di Paris. Kesembilan mayat kemudian dipindahkan ke kapel Rumah Sakit Militer Val de Grace Paris [baca: Jenazah Tentara Prancis Dipulangkan dari Pantai Gading].(ICH/Rcm)
    Video Terkini