Liputan6.com, Abidjan: Setelah beberapa hari kondisi di Pantai Gading mencekam, ribuan warga asing yang tinggal di negara itu mulai dievakuasi. Proses evakuasi terhadap warga asing dilakukan oleh pemerintah Prancis dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak Rabu (10/11). Pihak pemerintah Prancis diperkirakan akan mengungsikan sekitar 4.000 hingga 8.000 warganya.
Proses pengungsian warga itu dimulai dengan memberangkatkan 40 personel PBB menuju bandar udara melalui jalan-jalan yang dipenuhi onggokan ban dan mobil yang dibakar. Puluhan personel itu sebagian dari ribuan ekspatriat yang mengungsi di kantor-kantor PBB selama empat hari terakhir. Begitu pula sekitar 1.600 warga asing yang ada pangkalan militer Prancis di Abidjan. Mereka yang umumnya warga Prancis itu akan diterbangkan keluar dari Pantai Gading.
Beberapa hari sebelumnya, para pekerja sosial, pengusaha, dan sejumlah orang yang sudah lama tinggal di Pantai Gading, berkumpul di kantor-kantor PBB. Banyak dari mereka diselamatkan tentara Prancis di tengah kemarahan warga Pantai Gading. Pejabat militer Prancis dan Pantai Gading, kini, sibuk mengontrol keadaan. Mereka pun sudah berulang kali mengeluarkan instruksi bersama mendesak semua pihak tenang [baca: Situasi di Pantai Gading Masih Mencekam].
Kerusuhan di Pantai Gading meletus Sabtu silam, setelah serangan pesawat tempur Pantai Gading menewaskan sembilan tentara Prancis dan seorang pekerja kemanusiaan asal Amerika Serikat. Pasukan Prancis membalas dengan menghancurkan markas Angkatan Udara Pantai Gading.
Tak pelak, pembalasan Prancis itu memicu kemarahan warga dan maraknya demonstrasi anti-Prancis. Kekerasan berupa pembakaran, penjarahan, dan penyerangan pun dilakukan oleh para pemuda Pantai Gading. Sedikitnya sudah 27 orang tewas dan 900 orang lainnya luka-luka dalam kerusuhan itu.(JUM/Rcm)
Proses pengungsian warga itu dimulai dengan memberangkatkan 40 personel PBB menuju bandar udara melalui jalan-jalan yang dipenuhi onggokan ban dan mobil yang dibakar. Puluhan personel itu sebagian dari ribuan ekspatriat yang mengungsi di kantor-kantor PBB selama empat hari terakhir. Begitu pula sekitar 1.600 warga asing yang ada pangkalan militer Prancis di Abidjan. Mereka yang umumnya warga Prancis itu akan diterbangkan keluar dari Pantai Gading.
Beberapa hari sebelumnya, para pekerja sosial, pengusaha, dan sejumlah orang yang sudah lama tinggal di Pantai Gading, berkumpul di kantor-kantor PBB. Banyak dari mereka diselamatkan tentara Prancis di tengah kemarahan warga Pantai Gading. Pejabat militer Prancis dan Pantai Gading, kini, sibuk mengontrol keadaan. Mereka pun sudah berulang kali mengeluarkan instruksi bersama mendesak semua pihak tenang [baca: Situasi di Pantai Gading Masih Mencekam].
Kerusuhan di Pantai Gading meletus Sabtu silam, setelah serangan pesawat tempur Pantai Gading menewaskan sembilan tentara Prancis dan seorang pekerja kemanusiaan asal Amerika Serikat. Pasukan Prancis membalas dengan menghancurkan markas Angkatan Udara Pantai Gading.
Tak pelak, pembalasan Prancis itu memicu kemarahan warga dan maraknya demonstrasi anti-Prancis. Kekerasan berupa pembakaran, penjarahan, dan penyerangan pun dilakukan oleh para pemuda Pantai Gading. Sedikitnya sudah 27 orang tewas dan 900 orang lainnya luka-luka dalam kerusuhan itu.(JUM/Rcm)