Liputan6.com, Washington D.C,: Dua mantan Presiden Amerika Serikat, George Bush Senior dan Bill Clinton ditunjuk memimpin penggalangan dana bagi korban bencana alam Tsunami di Asia. Keduanya ditugaskan menggugah warga AS, baik pribadi maupun organiasi nonpemerintah agar tergerak memberikan bantuan. Demikian dikatakan Presiden George Walker Bush di Gedung Putih, Washington D.C., Senin (3/1).
Dana yang terkumpul nantinya digunakan untuk memperbaiki dan membangun kembali wilayah yang hancur akibat terjangan Tsunami. Bush mengimbau bantuan sebaiknya diberikan dalam bentuk uang, bukan barang atau lainnya. Langkah Bush ini sekaligus jawaban atas kritik yang mengatakan dirinya lamban bereaksi terhadap bencana Tsunami di Asia.
Dijadwalkan Presiden Bush bersama ayahnya dan Clinton akan melakukan kunjungan singkat ke negara yang paling parah diterjang Tsunami, masing-masing ke Srilanka, India, Thailand, dan Indonesia. Kunjungan juga disertai dengan pemberian sumbangan.
Di lain pihak, sejumlah pakar kesehatan memperingatkan akan wabah penyakit yang berjangkit dan menyebar di antara pengungsi. Bila tak segera ditanggulangi, jumlah korban penyakit di kalangan pengungsi dikhawatirkan akan sama banyak dengan korban bencana alam itu sendiri.
Kekhawatiran itu bukan tanpa sebab. Pasalnya, kondisi pengungsian jauh dari kata sehat. Tempat makan berdekatan dengan lokasi pemandian. Tempat penyimpanan jenazah dan pemakaman tak tentu lokasinya. Tempat perawatan korban cedera dilakukan di lokasi darurat tanpa jaminan pasokan listrik dan air bersih.
Tak hanya itu, air bersih pun menjadi barang langka. Padahal ketersedian air sangat penting bagi korban selamat untuk bertahan hidup. Ironisnya air yang ada kemungkinan besar terkontaminasi kotoran sehingga dapat mengakibatkan kolera dan disentri.
Masalah genangan air yang terbentuk pasca-Tsunami berpotensi menjadi sarang nyamuk penyebar malaria dan demam berdarah. Para pengungsi yang memaksa diri berkelana di jalan pun terancam penyakit pernapasan akibat bakteri dan virus yang berkembang biak dengan cepat dalam kondisi rendah sanitasi seperti di kamp pengungsian di wilayah Selatan India, tepatnya di daerah Tamil Nadu.
Di sana, ratusan ribu warga yang selamat dari terjangan Tsunami tinggal di tenda-tenda yang dibangun seadanya. Karena itu, relawan serta Kementerian Kesehatan India terus menyiapkan keperluan yang sangat vital seperti penyediaan air bersih. Relawan serta guru-guru di sana juga terus meningkatkan higienitas kamp pengungsi.(ICH/Rcm)
Dana yang terkumpul nantinya digunakan untuk memperbaiki dan membangun kembali wilayah yang hancur akibat terjangan Tsunami. Bush mengimbau bantuan sebaiknya diberikan dalam bentuk uang, bukan barang atau lainnya. Langkah Bush ini sekaligus jawaban atas kritik yang mengatakan dirinya lamban bereaksi terhadap bencana Tsunami di Asia.
Dijadwalkan Presiden Bush bersama ayahnya dan Clinton akan melakukan kunjungan singkat ke negara yang paling parah diterjang Tsunami, masing-masing ke Srilanka, India, Thailand, dan Indonesia. Kunjungan juga disertai dengan pemberian sumbangan.
Di lain pihak, sejumlah pakar kesehatan memperingatkan akan wabah penyakit yang berjangkit dan menyebar di antara pengungsi. Bila tak segera ditanggulangi, jumlah korban penyakit di kalangan pengungsi dikhawatirkan akan sama banyak dengan korban bencana alam itu sendiri.
Kekhawatiran itu bukan tanpa sebab. Pasalnya, kondisi pengungsian jauh dari kata sehat. Tempat makan berdekatan dengan lokasi pemandian. Tempat penyimpanan jenazah dan pemakaman tak tentu lokasinya. Tempat perawatan korban cedera dilakukan di lokasi darurat tanpa jaminan pasokan listrik dan air bersih.
Tak hanya itu, air bersih pun menjadi barang langka. Padahal ketersedian air sangat penting bagi korban selamat untuk bertahan hidup. Ironisnya air yang ada kemungkinan besar terkontaminasi kotoran sehingga dapat mengakibatkan kolera dan disentri.
Masalah genangan air yang terbentuk pasca-Tsunami berpotensi menjadi sarang nyamuk penyebar malaria dan demam berdarah. Para pengungsi yang memaksa diri berkelana di jalan pun terancam penyakit pernapasan akibat bakteri dan virus yang berkembang biak dengan cepat dalam kondisi rendah sanitasi seperti di kamp pengungsian di wilayah Selatan India, tepatnya di daerah Tamil Nadu.
Di sana, ratusan ribu warga yang selamat dari terjangan Tsunami tinggal di tenda-tenda yang dibangun seadanya. Karena itu, relawan serta Kementerian Kesehatan India terus menyiapkan keperluan yang sangat vital seperti penyediaan air bersih. Relawan serta guru-guru di sana juga terus meningkatkan higienitas kamp pengungsi.(ICH/Rcm)