Liputan6.com, Aceh Utara: Ratusan siswa sekolah dasar di Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, tetap ingin bersekolah meski harus menumpang di gedung sekolah lain. Pihak sekolah juga memindahkan waktu belajar menjadi sore hari. Sebab, pada pagi hari gedung itu dipakai siswa dari sekolah yang bersangkutan. Demikian pemantauan SCTV di Aceh Utara, Senin (10/1).
Sebagian besar sekolah di Kabupaten Aceh Utara berantakan terkena gempa bumi dan sapuan Tsunami dua pekan silam. Jumlah siswa yang mengungsi mencapai 672 orang mulai dari SD sampai sekolah menengah umum. Tercatat 34 unit sarana pendidikan rusak. Salah satunya adalah SD Negeri 6 Samudera yang kini hancur total. Selain gedung rata dengan tanah. Tidak ada satu pun peralatan sekolah yang bisa digunakan kembali.
Hingga kini, banyak sekolah yang belum aktif melaksanakan proses belajar mengajar. Bahkan, tidak sedikit gedung sekolah yang belum dibersihkan dari puing-puing reruntuhan. Di beberapa sekolah, warga dibantu TNI terus membersihkan gedung yang hancur, seperti di Kecamatan Muara Dua, Aceh Utara.
Sementara itu Departemen Pendidikan Nasional berupaya memulihkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di Nanggroe Aceh Darussalam dibantu sekitar 134 guru relawan dan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Salah satunya dengan mencanangkan Pendidikan Darurat di NAD yang mulai digelar Senin ini. "Dalam situasi darurat ini bisa berlangsung enam bulan hingga satu tahun," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Indra Djati Sidi di Jakarta.
Sejauh ini, Pendidikan Darurat sudah berlangsung di lima titik di lokasi pengungsian di NAD. Materi pendidikan tahap awal lebih difokuskan pada pemulihan psikologis siswa yang trauma pascagempa bumi dan Tsunami pada 26 Desember silam [baca: Pendidikan Darurat di Aceh Dimulai].(TNA/Muhammad Nasier dan Muhammadan)
Sebagian besar sekolah di Kabupaten Aceh Utara berantakan terkena gempa bumi dan sapuan Tsunami dua pekan silam. Jumlah siswa yang mengungsi mencapai 672 orang mulai dari SD sampai sekolah menengah umum. Tercatat 34 unit sarana pendidikan rusak. Salah satunya adalah SD Negeri 6 Samudera yang kini hancur total. Selain gedung rata dengan tanah. Tidak ada satu pun peralatan sekolah yang bisa digunakan kembali.
Hingga kini, banyak sekolah yang belum aktif melaksanakan proses belajar mengajar. Bahkan, tidak sedikit gedung sekolah yang belum dibersihkan dari puing-puing reruntuhan. Di beberapa sekolah, warga dibantu TNI terus membersihkan gedung yang hancur, seperti di Kecamatan Muara Dua, Aceh Utara.
Sementara itu Departemen Pendidikan Nasional berupaya memulihkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di Nanggroe Aceh Darussalam dibantu sekitar 134 guru relawan dan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Salah satunya dengan mencanangkan Pendidikan Darurat di NAD yang mulai digelar Senin ini. "Dalam situasi darurat ini bisa berlangsung enam bulan hingga satu tahun," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Indra Djati Sidi di Jakarta.
Sejauh ini, Pendidikan Darurat sudah berlangsung di lima titik di lokasi pengungsian di NAD. Materi pendidikan tahap awal lebih difokuskan pada pemulihan psikologis siswa yang trauma pascagempa bumi dan Tsunami pada 26 Desember silam [baca: Pendidikan Darurat di Aceh Dimulai].(TNA/Muhammad Nasier dan Muhammadan)