Sukses

Siswa di Aceh Belum Bisa Belajar

Sejumlah bangunan sekolah yang hancur hingga kini belum diperbaiki. Sementara gedung sekolah yang utuh ditempati pengungsi. Pemerintah menyediakan dana Rp 300 miliar untuk biaya pendidikan.

Liputan6.com, Aceh Barat: Program pendidikan darurat bagi korban bencana di Nanggroe Aceh Darussalam yang dicanangkan Departemen Pendidikan Nasional, Senin (10/1), belum sepenuhnya berjalan. Di Aceh Barat, sekolah yang hancur belum diperbaiki. Sedangkan gedung sekolah yang utuh masih ditempati pengungsi [baca: Pendidikan Darurat di Aceh Dimulai].

Suasana serupa terlihat di gedung Sekolah Menengah Atas II Meulaboh. Murid tak bisa belajar karena tenaga pengajar tidak ada. Sekitar 90 guru di Meulaboh tewas dalam bencana yang terjadi 26 Desember silam. Jumlah guru tewas diperkirakan masih bertambah lantaran data dari sejumlah kecamatan belum masuk.

Geliat kegiatan belajar mengajar di Aceh Utara pun belum terasa. Sebagian besar gedung sekolah masih terbengkalai dan belum dibersihkan dari puing-puing reruntuhan. Hampir seluruh sekolah di Kecamatan Muara Dua, Aceh Utara, memindahkan seluruh siswanya ke sekolah lain yang luput dari musibah.

Waktu belajar dialihkan menjadi sore. Sebab mereka harus bergantian ruang kelas dengan murid yang belajar pagi hari. Di daerah ini jumlah siswa yang mengungsi mencapai 672 orang. Mulai dari sekolah dasar sampai SMA. Sementara sarana pendidikan yang rusak tercatat sebanyak 34 unit [baca: Sejumlah Siswa di Aceh Berusaha Tetap Bersekolah].

Dalam upaya memulihkan kegiatan belajar mengajar ini, Departemen Pendidikan Nasional menyediakan dana Rp 150 miliar untuk sekolah dasar dan Rp 150 miliar untuk sekolah menengah. Dana digunakan untuk biaya pendidikan selama satu semester yang mencakup beasiswa, honor guru, tenda sekolah darurat serta buku-buku pelajaran.

Materi proese belajar mengajar difokuskan pada pemulihan trauma atau kondisi psikologi murid. Selain guru, siswa mendapat bimbingan pelajaran dari relawan guru, mahasiswa, dan anggota masyarakat. Rencananya, beberapa provinsi juga ikut membantu dengan mengirim ratusan guru.

Gelombang Tsunami telah menghancurkan ratusan gedung sekolah, masing-masing 200 sekolah dasar, 60 SMP, 31 SMU, dan tujuh SMK. Ratusan pengajar dan ribuan siswa tewas. Kondisi ini membuat pendidikan di Tanah Rencong lumpuh. Sebagai langkah cepat menyelamatkan generasi bangsa ini sekolah darurat langsung dilakukan dan berlangsung di lima titik.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)
    Video Terkini