Liputan6.com, Jakarta: Kabar tentang tewasnya Dulmatin dan Umar atau Patek, tersangka dalam serangkaian peledakan bom di Bali tahun 2002 seperti yang dilansir sejumlah media massa asing hingga kini masih simpang-siur. Kepala Polri Jenderal Da`i Bachtiar, Sabtu (29/1), mengakui pihaknya belum dapat memastikan kebenaran berita tersebut dan masih meminta konfirmasi ke Kepolisian Filipina [baca: Wapres: 100 Hari Pemerintahan Cukup Berhasil].
Media massa Filipina mengabarkan, Dulmatin dan Umar atau Patek tewas dalam serangan udara aparat keamanan setempat. Dalam serangan udara di dekat Kota Datu Piang, Provinsi Mindanao, sasaran pengeboman sebenarnya adalah sekumpulan pemberontak Abu Sayyaf. Ketika serangan terjadi Pimpinan Abu Sayyaf Khadaffy Janjalani dan Abu Sulaiman sedang melakukan pertemuan dengan Dulmatin dan Umar Patek.
Sementara itu, sumber SCTV menyatakan, kabar tewasnya Dulmatin dan Patek adalah tidak benar. Keduanya malah diduga masih berkeliaran di Indonesia.
Dulmatin atau Joko Pitono adalah ahli elektronik yang dalam peristiwa Bom Bali ikut andil mengirimkan pesan singkat (SMS) melalui telepon selular. Dulmatin pernah tinggal di Malaysia dan Afghanistan. Dia lahir dari keluarga kaya dan pintar serta banyak saudaranya yang sukses dalam pendidikan dan bisnis. Seorang kakaknya, Harun Usman (35), menjadi dokter dan kini tinggal di Jakarta bersama istrinya. Sedangkan saudara tirinya, Nana (25), saat ini sedang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta [baca: Dulmatin Tak Lagi Berhubungan dengan Keluarga].(YYT/Tim Liputan 6 SCTV)
Media massa Filipina mengabarkan, Dulmatin dan Umar atau Patek tewas dalam serangan udara aparat keamanan setempat. Dalam serangan udara di dekat Kota Datu Piang, Provinsi Mindanao, sasaran pengeboman sebenarnya adalah sekumpulan pemberontak Abu Sayyaf. Ketika serangan terjadi Pimpinan Abu Sayyaf Khadaffy Janjalani dan Abu Sulaiman sedang melakukan pertemuan dengan Dulmatin dan Umar Patek.
Sementara itu, sumber SCTV menyatakan, kabar tewasnya Dulmatin dan Patek adalah tidak benar. Keduanya malah diduga masih berkeliaran di Indonesia.
Dulmatin atau Joko Pitono adalah ahli elektronik yang dalam peristiwa Bom Bali ikut andil mengirimkan pesan singkat (SMS) melalui telepon selular. Dulmatin pernah tinggal di Malaysia dan Afghanistan. Dia lahir dari keluarga kaya dan pintar serta banyak saudaranya yang sukses dalam pendidikan dan bisnis. Seorang kakaknya, Harun Usman (35), menjadi dokter dan kini tinggal di Jakarta bersama istrinya. Sedangkan saudara tirinya, Nana (25), saat ini sedang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta [baca: Dulmatin Tak Lagi Berhubungan dengan Keluarga].(YYT/Tim Liputan 6 SCTV)