Sukses

Harga Premium Diperkirakan Rp 2.400 Per Liter

Ketua Panitia Anggaran DPR Emir Moeis memperkirakan harga BBM naik sekitar 29 persen. Kenaikan harga jangan dilakukan bertahap. Sejumlah menteri perekonomian masih bungkam dalam kesimpangsiuran ini.

Liputan6.com, Jakarta: Tingkat kenaikan harga bahan bakar minyak sekitar 29 persen. Kenaikan diusulkan dilakukan secara langsung, tidak bertahap. Jika kenaikan harga BBM dilakukan bertahap, harga kebutuhan yang sudah naik akan semakin tinggi. "Pemerintah sampai kemarin menyarankan 30 persen," kata Ketua Panitia Anggaran DPR Emir Moeis sebelum rapat bersama Menteri Keuangan Jusuf Anwar di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (23/2) malam.

Dengan asumsi penurunan subsidi menjadi Rp 39,8 triliun, harga premium diperkirakan menjadi Rp 2.400 per liter. Sedangkan solar untuk industri menjadi Rp 2.200 per liter serta minyak tanah dan minyak diesel menjadi Rp 2.300 per liter.

Namun, saat dimintai konfirmasi tentang perkiraan kenaikan ini, sejumlah menteri ekonomi menolak berkomentar. "Belum tahu saya, tanya Menkeu dong," kata Menteri Koordinator Perekonomian Aburizal Bakrie.

Begitu pula dengan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sri Mulyani Indrawati. "Itu bocoran dari DPR, ya? Nanya DPR aja deh," kilah Sri sambil berlalu dari hadangan wartawan.

Sedangkan Menkeu Jusuf Anwar mengaku masih berkonsultasi dengan anggota DPR. "Kita baru mencari masukan-masukan dengan konsultasi dengan Dewan," tambah Jusuf.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah mempertanggungjawabkan penyaluran dana kompensasi bahan bakar minyak sebelum menaikkan harga [baca: Ketua YLKI: Subsidi BBM Omong Kosong]. Simpang siur kenaikan harga BBM ini telah memicu spekulasi. Harga barang dan jasa telanjur naik dengan perhitungan yang tak jelas. Karena itu, banyak kalangan termasuk DPR meminta kenaikan harga BBM dilakukan pada Maret mendatang saat tingkat inflasi relatif rendah.(YAN/Tim Liputan 6 SCTV)