Sukses

Kapal Perang Malaysia Melintasi Perairan Indonesia

Kapal perang Tentara Diraja Malaysia, KD Kerambit, terlihat memasuki perairan Pulau Karang Unarang, Kaltim. Keberadaan KD Kerambit dipergoki KRI Rencong yang tengah berpatroli di perairan yang sama.

Liputan6.com, Karang Unarang: Kapal perang Tentara Diraja Malaysia melintasi perairan Pulau Karang Unarang, Kalimantan Timur, Sabtu (5/4). KD Kerambit memasuki perairan Indonesia sekitar pukul 10.00 WITA. Keberadaan KD Kerambit diduga untuk mengintai pembangunan mercusuar Departemen Perhubungan di Karang Unarang.

Kebetulan pada saat bersamaan, Kapal Republik Indonesia (KRI) Rencong yang mengamankan pemasangan rambu suar melintas di kawasan tersebut. Posisi kedua kapal relatif dekat dan hanya dibatasi kawasan Karang Unarang yang jaraknya sekitar setengah kilometer. KD Kerambit sempat meminta Indonesia segera menghentikan pembangunan rambu suar karena wilayah itu diklaim sebagai wilayah Malaysia. Namun, permintaan tersebut ditolak KRI Rencong.

Hingga petang tadi, KD Kerambit masih berpatroli di perairan Karang Unarang. KRI Rencong juga berpatroli di perairan yang sama. Masuknya kapal perang Malaysia ke wilayah Indonesia ini adalah yang ketiga kali. Pertama, pada Januari silam, ketika kapal perang Malaysia, KD Sri Malaka terlihat di kawasan Karang Unarang. Terakhir pada 26 Februari silam, KRI Wiratno yang berpatroli di kawasan Karang Unarang mendapati KD Paus 3507 dan KD Baung 3509 berlayar di kawasan yang sama.

Menanggapi pelanggaran pihak Malaysia, TNI Angkatan Laut terus menambah kapal patroli untuk meningkatkan pengawasan di kawasan Ambalat yang diklaim Malaysia masuk wilayah mereka. Sedikitnya tiga kapal perang masing-masing KRI Nuku, KRI Rencong, dan KRI Wiratno serta dua pesawat intai maritim sejak sepuluh hari terakhir sudah berada di kawasan tersebut. Terakhir, TNI AL mendatangkan KRI KS Tubun untuk memperkuat armada di perairan tersebut [baca: Patroli di Perairan Ambalat Ditingkatkan].

Untuk menyelesaikan sengketa di perairan Ambalat ini, pemerintah Indonesia akan menerapkan upaya-upaya diplomasi yang nantinya akan dipimpin langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Rencananya, Selasa mendatang, Presiden Yudhoyono meninjau langsung wilayah Ambalat--yang menyimpan cadangan minyak 421,61 juta barel dan gas 3,3 triliun kaki kubik itu [baca: Kalla: Ambalat Milik Indonesia].

Duta Besar RI untuk Malaysia Roesdihardjo mengatakan, pengerahan pasukan patroli kedua negara di kawasan Blok Ambalat adalah hal yang wajar. Pasalnya, hal tersebut sebagai dinamika di lapangan. Yang penting, dia menambahkan, sudah ada kesepakatan di antara negara-negara Asia untuk tak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan sengketa di antara mereka. Bahkan, Indonesia dan Malaysia sudah mengagendakan pembicaraan tentang kasus Blok Ambalat pada Mei mendatang.(ORS/Tim Liputan 6 SCTV)