Liputan6.com, Beirut: Unjuk rasa di Beirut, Lebanon, makin ramai. Ahad, pendukung Presiden Emile Lahoud turun ke jalan. Dan, Senin (14/3), giliran sekitar 800 ribu pendukung oposisi berdemonstrasi di Alun-Alun Kota Beirut. Aksi untuk mengenang satu bulan kematian mantan Perdana Menteri Rafik Hariri tercatat sebagai unjuk rasa terbesar di negara yang dikoyak perang saudara pada 1975-1990 itu.
Massa yang mengibarkan bendera nasional juga meneriakkan slogan kebebasan, kedaulatan, dan kemerdekaan. Tepat pukul 12.55 waktu setempat, pengunjuk rasa mengheningkan cipta sejenak untuk mendiang Hariri yang tewas pada 14 Februari silam [baca: Bom Mengguncang Beirut, Mantan PM Lebanon Tewas].
Saat ini, kelompok oposisi makin gencar menuntut penarikan seluruh pasukan Suriah dari wilayah Lebanon. Mereka juga menuntut pengunduran diri kepala keamanan negaranya serta menyerukan penyelidikan internasional atas pembunuhan Hariri. Kematian tragis Hariri memicu gelombang unjuk rasa menentang hegemoni Suriah yang mendominasi perpolitikan Lebanon [baca: Suriah Bertahap Menarik Pasukan ke Lembah Beeka].
Massa juga mengecam kebijakan Presiden Lahoud yang mengangkat kembali Omar Karami sebagai PM Lebanon. Karami mengundurkan diri pada 28 Februari 2005 setelah unjuk rasa besar-besaran yang digalang kelompok oposisi [baca: PM Lebanon Mengundurkan Diri].(TNA/Ijx)
Massa yang mengibarkan bendera nasional juga meneriakkan slogan kebebasan, kedaulatan, dan kemerdekaan. Tepat pukul 12.55 waktu setempat, pengunjuk rasa mengheningkan cipta sejenak untuk mendiang Hariri yang tewas pada 14 Februari silam [baca: Bom Mengguncang Beirut, Mantan PM Lebanon Tewas].
Saat ini, kelompok oposisi makin gencar menuntut penarikan seluruh pasukan Suriah dari wilayah Lebanon. Mereka juga menuntut pengunduran diri kepala keamanan negaranya serta menyerukan penyelidikan internasional atas pembunuhan Hariri. Kematian tragis Hariri memicu gelombang unjuk rasa menentang hegemoni Suriah yang mendominasi perpolitikan Lebanon [baca: Suriah Bertahap Menarik Pasukan ke Lembah Beeka].
Massa juga mengecam kebijakan Presiden Lahoud yang mengangkat kembali Omar Karami sebagai PM Lebanon. Karami mengundurkan diri pada 28 Februari 2005 setelah unjuk rasa besar-besaran yang digalang kelompok oposisi [baca: PM Lebanon Mengundurkan Diri].(TNA/Ijx)