Sukses

Dunia Menyambut Hangat Sri Paus Baru

Umat di berbagai negara menyambut Paus Benediktus XVI, pengganti Paus Yohanes Paulus II, dengan sukacita dan syukur. Dalam sambutan, Kardinal Joseph Ratzinger mempercayakan dirinya pada doa-doa umatnya.

Liputan6.com, Kota Vatikan: Pertemuan 115 kardinal untuk memilih pengganti mendiang Paus Yohanes Paulus II berlangsung cukup cepat. Kardinal Joseph Ratzinger terpilih sebagai Paus ke-265 pada pemilihan suara ketiga di hari kedua konklaf yang berlangsung di Kapel Sistine sejak Senin silam. Untuk pertama kalinya, kardinal yang memilih nama Paus Benediktus XVI ini memberikan berkat kepausannya ubi et orbi untuk Roma dan Dunia di depan umatnya yang sudah lama menanti di lapangan Basilika Santo Petrus, Kota Vatikan, Vatikan, Selasa (19/4).

Umat dari berbagai belahan dunia menyambut hangat kehadiran pemimpin Tahta Suci Vatikan ini. Warga Jerman menyambut sosok Paus Benediktus XVI dengan sukacita. Momentum ini dianggap sebuah kehormatan besar bagi warga Negeri Panser.

Warga Italia juga menyambut gembira paus baru sekaligus Uskup Agung Kota Roma ini. Sebagian besar warga Italia tentu telah mengetahui sosok Ratzinger yang menjabat Kepala Konggregasi Ajaran Iman sejak 1981 [baca: Kardinal Ratzinger, Paus Baru Terpilih].

Warga Prancis yang mengikuti proses pemilihan paus dari Gereja Notre Dame, Paris, antusias dengan terpilihnya Ratzinger sebagai penerus Tahta Petrus yang ke-263. Umumnya mereka menganggap Ratzinger sebagai ahli teologi serta akan terus mewarisi semangat pendahulunya. Pada saat yang sama, banyak yang berharap Paus Benediktus XVI akan lebih moderat.

Hasil konklaf juga diterima positif warga Spanyol. Meski percaya pada hasil pemilihan, warga berharap paus yang baru berusia lebih muda. Di atas segalanya, seperti kebanyakan umat Katolik lain, mereka berharap Paus Benediktus XVI akan melanjutkan wibawa teman dekatnya, mendiang Paus Yohanes Paulus II.

Dukungan juga datang dari umat Katolik di Brasil. Mereka mengatakan dengan sikap konservatifnya, Sri Paus akan kembali meluruskan hal-hal yang telah menyimpang dari Gereja Katolik. Sementara umat di Argentina berharap sebagai gembala 1,1 miliar umat Katolik Roma, Paus dapat membawa kedamaian bagi dunia.

Joseph Ratzinger dilahirkan di tanah Bavaria, Jerman, pada 1927. Ayahnya seorang polisi yang kerap berpindah tempat tugas. Sejak kecil, dia bersama kakak tertuanya senantiasa pergi ke sekolah seminari di Saint Michael.

Ratzinger ditahbiskan menjadi kardinal oleh Paus Paulus VI pada 1977. Sebelumnya, penggemar Mozart yang piawai bermain piano ini pernah menjadi penasihat teologi liberal Vatikan selama 1962-1965.

Pengaruh Ratzinger semakin kuat saat menjadi Kepala Kolose Kardinal yang bertugas memimpin pemilihan paus baru. Tugas dan wewenangnya makin besar setelah Paus Yohanes Paulus II wafat. Imam yang menguasai beberapa bahasa, termasuk Inggris dan Italia, sefasih dia berbicara Jerman inilah yang memimpin misa-misa arwah saat dunia mengantarkan Paus Yohanes Paulus II ke persemayaman terakhir [baca: Sri Paus Dimakamkan].

Tidak ada yang dapat menduga hasil akhir konklaf. Kardinal Josep Ratzinger justru masuk konklaf sebagai calon kuat paus dan keluar sebagai Paus ke-265. Dalam sambutan pertamanya sebagai Paus, dia mengatakan, "Saudara dan saudari, setelah Paus Yohanes Paulus II, para kardinal telah memilih saya, hamba sederhana yang bekerja di kebun anggur Tuhan. Kenyataannya, Tuhan sendirilah yang bekerja dan bertindak dalam segala hal yang kurang, itulah yang menghibur saya. Di atas segalanya saya mempercayakan diri saya pada doa-doa Anda."(TNA/Ijx)