Sukses

Program Tukar Ginjal di AS Berjalan Sukses

Dave dan Ros Dorlen serta Tom Packard dan Ann Heavner menjadi pasangan suami istri pertama yang mengikuti program tukar ginjal. Dave dan Packard adalah pasien yang membutuhkan transplantasi ginjal.

Liputan6.com, New York: Transplantasi organ tubuh biasanya dilakukan oleh dua orang. Namun, berbeda dengan yang dilakukan dua pasang suami istri di New York, Amerika Serikat, baru-baru ini. Dave dan Ros Dorlen serta Tom Packard dan Ann Heavner berhasil menjadi yang pertama melakukan program tukar ginjal berkat pengorbanan mereka yang luar biasa.

Di Rumah Sakit Presbyterian, Columbia, New York, Dorlen dan Heavner rela menyumbangkan ginjal kepada suami orang lain demi kesembuhan suami mereka masing-masing. Dave dan Packard adalah pasien yang membutuhkan transplantasi ginjal.

Keberuntungan berpihak kepada rumah sakit. Pasalnya, mereka berhasil menemukan kedua pasangan tersebut karena jenis golongan darah mereka cocok untuk transplantasi. Istri Dave yakni Dorlen, memiliki golongan darah A sehingga cocok jika ginjalnya ditransplantasikan kepada suami Heavner yaitu Packard, yang memiliki golongan darah sama. Sebaliknya, Heavner dan Dave bergolongan darah B. Dengan demikian transplantasi dapat dilakukan terhadap keduanya.

Sebelum operasi dilakukan, kedua pasangan ditempatkan terpisah dalam pengawasan tenaga medis dan tidak saling mengenal satu sama lain. Adapun soal prosedur rumah sakit mengharuskan si penerima donor tidak mengetahui identitas si pendonor. Itu berlangsung sampai operasi benar-benar selesai dilaksanakan.

Operasi diawali dengan pemisahan ginjal dari pankreas, usus, dan limpa yang berlangsung selama dua jam. Sementara itu pembuluh darah arteri dan vena pada tubuh penerima donor disiapkan untuk menerima ginjal baru.

Selanjutnya, ginjal yang berhasil dikeluarkan dari tubuh pendonor disimpan dalam kotak pendingin. Setelah dibersihkan dari darah, organ itu dimasukkan ke dalam tubuh penerima disusul dengan tahap penyambungan pembuluh darah yang memakan waktu berjam-jam.

Belakangan, sesuai harapan operasi berjalan sukses. Keberhasilan ini luar biasa mengingat 70 ribu orang di AS masih menunggu mendapat transplantasi, seperti mereka. Kendati telah menjalani operasi besar, Dorlen dan Heavner dapat meninggalkan rumah sakit dua hari kemudian. Sementara kedua suami mereka tinggal sedikit lebih lama untuk pemulihan.

Empat hari setelah operasi yang menegangkan, pertemuan kedua pasangan tak saling mengenal ini berlangsung mengharukan. Dari awalnya tidak saling mengenal, kini hubungan mereka menjadi erat layaknya saudara. Sebab, ginjal menyatukan dan memperpanjang kebersamaan mereka dengan pasangan masing-masing.(AIS/Pin dan Idr)