Sukses

Raja Gyanendra Didesak Mengembalikan Demokrasi

Lebih dari 10 ribu orang berdemonstrasi di Kathmandu, Nepal, mendesak Raja Gyanendra mengembalikan proses demokrasi di negara itu. Aksi lebih besar akan digelar untuk menekan Raja Gyanendra.

Liputan6.com, Kathmandu: Lebih dari 10 ribu orang berdemonstrasi di ibu kota Nepal, Kathmandu, Ahad (22/5). Mereka mendesak Raja Gyanendra mengembalikan proses demokrasi di negara itu. Aksi yang digelar di Asan, sebuah pasar ternama di Kathmandu ini sebagai reaksi atas keputusan Raja Gyanendra membubarkan parlemen negara tersebut sejak awal Februari silam.

Di bawah penjagaan ketat aparat keamanan, para pengunjuk rasa terus meneriakkan seruan-seruan menentang Raja Gyanendra. Aksi damai kali ini tak saja diikuti para aktivis prodemokrasi, sejumlah pejabat senior berbagai partai politik yang ada juga turut hadir. Kendati begitu, mereka tetap saja tak dapat mendekati istana serta kantor utama pemerintahan. Rencananya, pengunjuk rasa menggelar aksi serupa yang akan diikuti massa yang lebih besar pada pekan ini. Ini dilakukan untuk memperkuat tekanan kepada Raja Gyanendra.

Konflik diawali pada 1 Februari silam saat Raja Gyanendra memutuskan untuk membubarkan parlemen dan menerapkan keadaan darurat selama tiga bulan. Keputusan ini diambil untuk mengurangi kasus korupsi yang semakin marak serta menekan pemberontakan kaum komunis Nepal yang telah menewaskan lebih dari sebelas ribu jiwa. Tapi, langkah itu justru mendapat tentangan keras dari rakyat dan partai politik di negara monarki tersebut [baca: Gyanendra Membentuk Kabinet Baru].(ORS/Yes)
    Produksi Liputan6.com