Liputan6.com, Washington DC: Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) mengaku keputusan perang melawan terorisme yang dicanangkan hampir empat tahun silam, diambil tanpa konsultasi dengan pakar terorisme atau pakar tentang konflik Timur Tengah. Pengakuan itu disampaikan Kepala Bidang Perlawanan Teroris FBI Gary Bald di Washington DC, AS, baru-baru ini, menyusul tudingan sejumlah pengacara yang menilai tindakan FBI dalam melawan terorisme tak profesional dan berpengalaman.
Menurut Bald, tindakan dan kesimpulan yang diambil pascaperistiwa 11 September 2001 tak dibicarakan dengan pakar terorisme. Pihaknya telah mengesampingkan pendapat pakar karena dinilai tak perlu. Bahkan, pelatihan antiterorisme pertama yang khusus berkenaan dengan peristiwa World Trade Center itu baru dimulai pada 2003.(TOZ/Nlg)
Menurut Bald, tindakan dan kesimpulan yang diambil pascaperistiwa 11 September 2001 tak dibicarakan dengan pakar terorisme. Pihaknya telah mengesampingkan pendapat pakar karena dinilai tak perlu. Bahkan, pelatihan antiterorisme pertama yang khusus berkenaan dengan peristiwa World Trade Center itu baru dimulai pada 2003.(TOZ/Nlg)