Liputan6.com, Seoul: Menggemari sesuatu secara berlebihan ternyata dapat berakibat fatal. Seorang warga Korea Selatan ditemukan tewas di salah satu kafe internet di Kota Seoul bagian selatan, baru-baru ini. Pria berusia 28 tahun ini tewas setelah bermain online game di internet selama 50 jam.
Kepolisian setempat memperkirakan korban tidak tidur dan makan selama bermain game di depan komputer. Kim Hyun-soo, dokter sebuah klinik psikologi mengatakan, hal itu mungkin saja terjadi karena bermain game secara maraton tanpa istirahat akan mengakibatkan sirkulasi darah dalam tubuh terganggu.
Memang, sejak internet mendunia, kafe internet di Seoul bagaikan jamur di musim hujan. Hampir setiap hari kafe-kafe tersebut dipadati oleh kaum muda Korea Selatan yang ingin berkorespondensi lewat surat elektronik, mencari informasi mengenai hal apa pun atau bermain game. Namun, akhir-akhir ini fenomena internet di Negeri Ginseng itu sudah mulai mengkhawatirkan. Sayangnya, pihak kepolisian setempat belum melakukan tindakan apa pun guna mengurangi kecanduan masyarakat terhadap permainan di internet.
Sebaliknya, sejumlah ajang lomba internasional yang mengadu kemampuan berlaga di dunia maya justru semakin marak digelar di Seoul. Bahkan profesi pemain game internet kini menjadi pilihan anak-anak Korea Selatan. Berdasarkan survei dengan sampel murid-murid sekolah dasar, karier sebagai pemain game profesional menempati posisi ketiga setelah penyanyi dan aktor. Di Korea Selatan, profesi itu memang ada. Mereka mencari nafkah hanya dengan mengikuti perlombaan di berbagai tempat dengan penghasilan yang didapat bisa mencapai US$ 2 juta per tahun.(BOG/Idr)
Kepolisian setempat memperkirakan korban tidak tidur dan makan selama bermain game di depan komputer. Kim Hyun-soo, dokter sebuah klinik psikologi mengatakan, hal itu mungkin saja terjadi karena bermain game secara maraton tanpa istirahat akan mengakibatkan sirkulasi darah dalam tubuh terganggu.
Memang, sejak internet mendunia, kafe internet di Seoul bagaikan jamur di musim hujan. Hampir setiap hari kafe-kafe tersebut dipadati oleh kaum muda Korea Selatan yang ingin berkorespondensi lewat surat elektronik, mencari informasi mengenai hal apa pun atau bermain game. Namun, akhir-akhir ini fenomena internet di Negeri Ginseng itu sudah mulai mengkhawatirkan. Sayangnya, pihak kepolisian setempat belum melakukan tindakan apa pun guna mengurangi kecanduan masyarakat terhadap permainan di internet.
Sebaliknya, sejumlah ajang lomba internasional yang mengadu kemampuan berlaga di dunia maya justru semakin marak digelar di Seoul. Bahkan profesi pemain game internet kini menjadi pilihan anak-anak Korea Selatan. Berdasarkan survei dengan sampel murid-murid sekolah dasar, karier sebagai pemain game profesional menempati posisi ketiga setelah penyanyi dan aktor. Di Korea Selatan, profesi itu memang ada. Mereka mencari nafkah hanya dengan mengikuti perlombaan di berbagai tempat dengan penghasilan yang didapat bisa mencapai US$ 2 juta per tahun.(BOG/Idr)