Sukses

Agar Auman Benggala Tetap Terdengar

Tak sampai sepuluh tahun ke depan, harimau benggala di India diperkirakan punah. Banyaknya perburuan mengancam populasi <i>Panthera tigris tigris</i> itu. Banyak toko di Tibet menjual kulit sang belang.

Liputan6.com, New Delhi: Satu lagi subspesies harimau di dunia berada di ambang kepunahan. Seperti yang diberitakan di New Delhi, India, belum lama ini, subspesies itu adalah harimau benggala atau bengal. Salah satu ancaman bagi kelestarian hewan bernama latin Panthera tigris tigris itu adalah perdagangan ilegal harimau.

Perburuan gelap mengakibatkan populasi harimau di India menurun tajam. Ini menjadi ancaman serius bagi kelestarian jenis "kucing" besar tersebut. Padahal harimau benggala paling banyak terdapat di anak benua India.

Kamis silam, para aktivis pelestarian satwa menceritakan perjalanannya saat berkunjung ke Tibet. Mereka mendapati banyak toko terang-terangan menjual kulit harimau benggala, termasuk kulit macan tutul dan berang-berang. Kepada kelompok-kelompok pencinta hewan itu para pedagang mengaku, semua kulit harimau diselundupkan dari India.

Sebuah rekaman video Badan Investigasi Lingkungan (EIA) dan Masyarakat Perlindungan Satwa Liar India (WPSI) memperlihatkan, para pedagang di Lhasa, ibu kota Tibet, menjual kulit harimau benggala segar. Selain itu juga terjadi peningkatan jumlah orang kaya di Tibet yang gemar menghiasi busana tradisional mereka dengan kulit harimau dan macan tutul. Fakta ini bisa menjelaskan penyebab meningkatnya perburuan gelap si belang di India.

Besok merupakan Hari Harimau Internasional. Ironisnya, menjelang hari-H, populasi harimau terutama subspesies benggala kian hari kian menyusut. Bila saja tidak segera diantisipasi, dikhawatirkan dalam waktu kurang dari satu dasawarsa mendatang, jenis harimau itu akan punah. Selain benggala, populasi harimau Cina juga menyusut tajam akibat perburuan liar pada tahun 1960-an.(AIS/Rcm)

    Video Terkini