Peneliti NASA dokter Waleed Abdalati, baru-baru ini menuturkan, Kutub Utara belum pernah berada dalam keadaan tanpa lapisan es selama beberapa juta tahun. Jika lautan es itu mencair, radiasi sinar matahari yang terpantul ke angkasa akan semakin sedikit. Sementara laut yang terbentuk akan menyerap lebih banyak panas matahari dan semakin mendorong terjadinya pemanasan global.
Kecenderungan itu dikhawatirkan bakal berlanjut hingga sampai pada titik yang tidak memungkinkan lagi terjadinya pembentukan kembali lapisan es di tempat ini. Padahal, Kutub Utara yang tanpa es, akan memicu suhu panas yang ekstrim di sepanjang musim panas. Para ilmuwan meyakini, peningkatan pembentukan dan aktivitas badai akhir-akhir ini juga tidak lepas dari kian hangatnya suhu di lautan.(ADO/Uri)