Sukses

Tari Putar, Atraksi Turis Berakar Sufi

Tari Putar Al-Tanoura yang berakar dari ritual sufi dipercaya sebagai cara untuk menemukan Tuhan. Lantaran ditentang kalangan Islam konservatif, tarian tersebut kini hanya menjadi sarana hiburan.

Liputan6.com, Kairo: Mesir tak hanya terkenal dengan Piramida. Warisan lain yang masih terjaga baik adalah Tari Putar Al-Tanoura. Tarian yang berakar dari ritual sufi ini dipercaya sebagai cara untuk menemukan Tuhan melalui musik yang menghipnotis dan gerakan berulang yang melelahkan. Kini, tari putar lebih banyak dijadikan sebagai salah satu atraksi untuk menghibur turis. Salah satunya biasa digelar di Wekalet el Gouri di Kairo, Mesir. Tempat tersebut adalah kota berarsitektur Islam yang terjaga dengan baik.

Al-Tanoura secara historis terkait dengan sufisme Turki di abad 13. Gerakan berputar yang dilakukan berulang-ulang ini diperkenalkan Mevlana Jalaluddin Rumi, pemikir besar sekaligus filsuf dan penyair yang dikenal sebagai sufi. Ordo sufi Mevlana pertama kali dibentuk 1273 setelah kematian Rumi. Selain mendengarkan musik dan bermeditasi, gerakan berputar juga menjadi bagian dari doa dan pujian terhadap Tuhan. Gerakan ini membentuk sebuah pusat sebagai perlambang ketuhanan sebagai pusat segalanya.

Namun, ritual itu banyak ditolak oleh kalangan muslim konservatif hingga secara perlahan mulai menghilang. Yang tertinggal kini hanyalah Tari Putar Al-Tanoura. Dengan busana berwarna-warni, para penari menggunakan musik rakyat yang menghipnotis sebagai pengiring gerakan. Entah dilakukan dengan tujuan memuji Tuhan atau tidak, yang jelas tarian ini menjadi sarana hiburan.(TOZ/Uri)