Liputan6.com, Tokyo: Ancaman virus flu burung memang tidak main-main. Selain di Indonesia, penyakit mematikan ini juga telah menjangkiti negara-negara lain di Asia. Bahkan sejak pertama kali muncul 2003, virus maut ini juga telah menyebar ke Eropa, termasuk Inggris yang selama ini tidak pernah ditemukan kasus avian influenza.
Memasuki 2007, Jepang yang relatif aman dikejutkan dengan penemuan kasus flu burung di Prefektur Okayama [baca: Jepang Mengumumkan Kasus Flu Burung Ketiga]. Langkah tegas pun diambil. Semua unggas yang diketahui positif terjangkit H5N1 dimusnahkan. Sedang di daerah-daerah yang dekat dengan sumber penularan, dilakukan penyemprotan desinfektan.
Tak lama berselang, Korea Selatan menyusul menjadi korban keganasan flu burung. Pemusnahan unggas juga langsung digelar. Serangan avian influenza tahun ini merupakan serangan yang kelima bagi Korsel. Penyebabnya virus maut itu diduga ikut terbawa burung-burung liar saat bermigrasi.
Inggris yang selama ini bebas flu burung juga dibuat kalang kabut menyusul penemuan kasus flu burung di negara itu bulan lalu [baca: Wabah Flu Burung Menyerang Inggris]. Komisi Eropa kemudian langsung memberlakukan status siaga satu flu burung. Pengawasan terhadap perdagangan unggas dan produk turunannya ikut diperketat. Kendati demikian, serangan avian influenza berlanjut. Di Hungaria, sejumlah angsa ditemukan mati dengan indikasi positif terjangkit H5N1.
Di Turki, empat anak terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah diduga terjangkit flu burung. Mereka memang pernah kontak dengan unggas yang mati mendadak di desa mereka [baca: Rapat Darurat Kabinet Inggris Membahas Flu Burung].
Tak urung ancaman serius ini mendorong para peneliti untuk berlomba menciptakan penangkal bagi virus mematikan ini. Kabar gembira yang sudah dinanti-nantikan akhirnya datang. Peneliti di Institut Nasional Taiwan telah menemukan vaksin yang mampu melawan virus ini [baca: Taiwan Menciptakan Vaksin Flu Burung].
Dalam uji coba laboratorium, tikus yang telah divaksin memperlihatkan daya tahan yang lebih baik dalam melawan avian influenza. Namun vaksin baru ini masih perlu penelitian lebih lanjut. Terlebih virus H5N1 masih mungkin bermutasi. Walau demikian, mereka memperkirakan vaksin ini sudah bisa dipasarkan akhir tahun ini.(MAK)
Memasuki 2007, Jepang yang relatif aman dikejutkan dengan penemuan kasus flu burung di Prefektur Okayama [baca: Jepang Mengumumkan Kasus Flu Burung Ketiga]. Langkah tegas pun diambil. Semua unggas yang diketahui positif terjangkit H5N1 dimusnahkan. Sedang di daerah-daerah yang dekat dengan sumber penularan, dilakukan penyemprotan desinfektan.
Tak lama berselang, Korea Selatan menyusul menjadi korban keganasan flu burung. Pemusnahan unggas juga langsung digelar. Serangan avian influenza tahun ini merupakan serangan yang kelima bagi Korsel. Penyebabnya virus maut itu diduga ikut terbawa burung-burung liar saat bermigrasi.
Inggris yang selama ini bebas flu burung juga dibuat kalang kabut menyusul penemuan kasus flu burung di negara itu bulan lalu [baca: Wabah Flu Burung Menyerang Inggris]. Komisi Eropa kemudian langsung memberlakukan status siaga satu flu burung. Pengawasan terhadap perdagangan unggas dan produk turunannya ikut diperketat. Kendati demikian, serangan avian influenza berlanjut. Di Hungaria, sejumlah angsa ditemukan mati dengan indikasi positif terjangkit H5N1.
Di Turki, empat anak terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah diduga terjangkit flu burung. Mereka memang pernah kontak dengan unggas yang mati mendadak di desa mereka [baca: Rapat Darurat Kabinet Inggris Membahas Flu Burung].
Tak urung ancaman serius ini mendorong para peneliti untuk berlomba menciptakan penangkal bagi virus mematikan ini. Kabar gembira yang sudah dinanti-nantikan akhirnya datang. Peneliti di Institut Nasional Taiwan telah menemukan vaksin yang mampu melawan virus ini [baca: Taiwan Menciptakan Vaksin Flu Burung].
Dalam uji coba laboratorium, tikus yang telah divaksin memperlihatkan daya tahan yang lebih baik dalam melawan avian influenza. Namun vaksin baru ini masih perlu penelitian lebih lanjut. Terlebih virus H5N1 masih mungkin bermutasi. Walau demikian, mereka memperkirakan vaksin ini sudah bisa dipasarkan akhir tahun ini.(MAK)