Liputan6.com, Virginia: Penyelidikan kasus penembakan di Universitas Teknologi Virginia, Amerika Serikat, yang menewaskan 32 orang terus dilakukan hingga saat ini. Meski Cho Seung-hui tewas saat kejadian, penyelidikan polisi terhadap motif penembakan sang pelaku terus diupayakan yang di antaranya menelusuri latar belakang pelaku dari pihak keluarganya di Korea Selatan, negara asal Cho.
Menurut Kim Yang Soon, sang nenek, Cho adalah anak autisme sejak pindah ke AS. Penyakit itu diketahui dari ibunya. Sang nenek ini juga sangat terkejut mendengar ulah cucunya yang menembak puluhan orang hingga tewas. Sebab ia tak menyangka Cho bisa bertindak seperti itu karena sejak kecil cucunya adalah anak yang tergolong pendiam dan hampir tidak pernah berbicara. Bila ia menyuruh makan, Cho langsung makan dan tidak pernah membantah.
Dari hasil penyelidikan, keanehan Cho juga bisa terlihat dari sebuah rekaman video yang sempat dikirimnya ke stasiun televisi NBC News. Video itu berisi luapan amarah kepada orang-orang kaya. Sementara itu, senjata yang dipakai Cho dalam aksinya diketahui jenis Glock 19 dan Walther kaliber 22. Kedua senjata itu dibeli secara sah di toko senjata dan rumah gadai. Bahkan, sang pemilik toko mengaku terkejut lantaran senjata yang dijualnya dipakai untuk melakukan kejahatan [baca: Cho Mengirim Paket ke NBC Sebelum Membantai].(ZIZ)
Menurut Kim Yang Soon, sang nenek, Cho adalah anak autisme sejak pindah ke AS. Penyakit itu diketahui dari ibunya. Sang nenek ini juga sangat terkejut mendengar ulah cucunya yang menembak puluhan orang hingga tewas. Sebab ia tak menyangka Cho bisa bertindak seperti itu karena sejak kecil cucunya adalah anak yang tergolong pendiam dan hampir tidak pernah berbicara. Bila ia menyuruh makan, Cho langsung makan dan tidak pernah membantah.
Dari hasil penyelidikan, keanehan Cho juga bisa terlihat dari sebuah rekaman video yang sempat dikirimnya ke stasiun televisi NBC News. Video itu berisi luapan amarah kepada orang-orang kaya. Sementara itu, senjata yang dipakai Cho dalam aksinya diketahui jenis Glock 19 dan Walther kaliber 22. Kedua senjata itu dibeli secara sah di toko senjata dan rumah gadai. Bahkan, sang pemilik toko mengaku terkejut lantaran senjata yang dijualnya dipakai untuk melakukan kejahatan [baca: Cho Mengirim Paket ke NBC Sebelum Membantai].(ZIZ)