Liputan6.com, Riyadh: Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) di Riyadh, Arab Saudi, akan berakhir Ahad (18/11). Peningkatan kerja sama di kalangan anggota OPEC menjadi salah satu bahasan dalam pertemuan ini. Presiden Venezuela Hugo Chavez, misalnya, menghendaki agar negara anggota OPEC melawan tekanan Amerika Serikat dan sekutunya yang menghendaki peningkatan kuota produksi anggota OPEC.
Selain didominasi spekulasi mengenai jadi tidaknya OPEC meningkatkan produksi menyusul melambungnya harga minyak yang hampir menyentuh US$ 100 per barel, KTT kali ini diwarnai isu untuk melepas ketergantungan harga minyak dari nilai kurs dolar AS.
Kabar terakhir menyebutkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang memimpin delegasi Indonesia menyambut positif usul Iran dan Venezuela mengenai penetapan harga minyak patokan OPEC dengan menggunakan mata uang dinar, bukan dengan dolar AS. Usul tersebut selanjutnya akan dibicarakan dalam KTT Organisasi Konferensi Islam di Senegal pada Maret tahun depan.
Sementara itu, Kalla yang dijadwalkan menyampaikan pidatonya di hari terakhir KTT, akan menyodorkan gagasan minyak untuk pendidikan dan minyak untuk hutan. Indonesia akan meminta kesadaran dari negara produsen minyak terkait dengan tingginya penggunaan minyak dan soal emisi gas buang [baca: KTT OPEC Dibuka].(ADO/Mauludin Anwar)