Sukses

Presiden: Darurat Militer Bisa Diberlakukan 1 Agustus

Gus Dur melakukan kunjungan resmi kenegaraan selama satu hari di Selandia Baru. Agenda pembicaraan menyangkut hubungan bilateral dan keberadaan pasukan Selandia Baru di Timtim.

Liputan6.com, Christchurch: Presiden Abdurrahman Wahid melakukan kunjungan resmi kenegaraan selama satu hari di Selandia Baru, Rabu (27/6). Kunjungan ini pertemuan kali pertama antara kepala negara Indonesia dengan negara di ujung selatan pasifik tersebut. Dalam lawatannya, pesawat kenegaraan justru mendarat di Bandar Udara Christchurch, kota di bagian selatan Negeri Kiwi.

Dalam acara jumpa pers, Presiden Wahid kembali mengindikasikan kemungkinan diberlakukannya status Darurat Militer per 1 Agustus mendatang. Pernyataan serupa juga disampaikan ketika dia berada di Australia [baca: Presiden Wahid: Keadaan Darurat Masih Menjadi Opsi]. Sedangkan Jaksa Agung Baharuddin Lopa menyatakan akan menyelenggarakan sebuah peradilan yang adil terhadap pelaku kejahatan pascareferendum di Timtim.

Sebelumnya, Perdana Menteri Helen Clark juga menyinggung soal keberadaan pasukan Selandia Baru di Timor Timur. Dalam kunjungan kenegaraan selama sehari penuh ini. Presiden Wahid mengadakan pertemuan khusus dengan pejabat pemerintahan setempat. Agenda utama pembicaraan menyangkut upaya peningkatan hubungan bilateral, khususnya sektor perdagangan.

Meski Kota Christchurch diguyur hujan, rombongan Presiden Wahid disambut secara meriah sejumlah pejabat dan sebagian masyarakat setempat. Bahkan suku Maori -kelompok masyarakat asli Selandia Baru- menampilkan tarian adat mereka. Gus Dur juga diminta memberi salam tradisional kepada pemimpin Maori dengan saling menyentuhkan ujung hidung. Malam ini, Gus Dur akan meninggalkan Selandia Baru, untuk selanjutnya mengunjungi Filipina melalui Australia.(BMI/Jsi)
    EnamPlus