Liputan6.com, Louisville: Penyakit jantung memang momok yang menakutkan. Berbagai terobosan pun selalu diciptakan untuk mengatasi penyakit tersebut, termasuk jantung buatan. Namun tim dokter Rumah Sakit Yahudi di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat telah menciptakan jantung buatan terbaru. Jantung imitasi itu dibuat tanpa dilengkapi dengan alat bantu berupa tabung dan kabel-kabel, yang biasanya acap ditempatkan di luar tubuh pasien. Jantung buatan yang bisa melakukan pengisian darah secara mandiri ini untuk pertama kali dicangkokkan pada Barney Clark, pasien RS setempat, Selasa (03/7). Clark dilaporkan dalam keadaan normal pascaoperasi pencangkokan.
Menurut pimpinan tim medis dokter Laman Gray, pascapemindahan organ yang tak berfungsi itu, tim dokter kini segera meletakkan jantung buatan tanpa alat bantu. Jantung buatan yang terbuat dari bahan titanium dan plastik tersebut adalah alat yang pertama kali diletakkan tepat di dalam dada pasien. Tanpa alat bantu, tim dokter meyakini sangat kecil kemungkinan terjadi infeksi pada pasien yang dicangkokkan. Selain itu, prosedur pemindahan jantung itu hanya meninggalkan pembuluh darah utama.
Terobosan ini adalah pencangkokan jantung yang pertama dari lima kali upaya serupa yang diakui Lembaga Pengawasan Makanan dan Obat-obatan AS. Keberhasilan tadi diharapkan menjadi puncak berbagai terobosan yang sebelumnya diupayakan para ahli medis dalam mengganti fungsi organ tubuh yang rusak dan tak berfungsi lagi.(COK/Jsi)
Menurut pimpinan tim medis dokter Laman Gray, pascapemindahan organ yang tak berfungsi itu, tim dokter kini segera meletakkan jantung buatan tanpa alat bantu. Jantung buatan yang terbuat dari bahan titanium dan plastik tersebut adalah alat yang pertama kali diletakkan tepat di dalam dada pasien. Tanpa alat bantu, tim dokter meyakini sangat kecil kemungkinan terjadi infeksi pada pasien yang dicangkokkan. Selain itu, prosedur pemindahan jantung itu hanya meninggalkan pembuluh darah utama.
Terobosan ini adalah pencangkokan jantung yang pertama dari lima kali upaya serupa yang diakui Lembaga Pengawasan Makanan dan Obat-obatan AS. Keberhasilan tadi diharapkan menjadi puncak berbagai terobosan yang sebelumnya diupayakan para ahli medis dalam mengganti fungsi organ tubuh yang rusak dan tak berfungsi lagi.(COK/Jsi)