Liputan6.com, Samnaun: "Ayo Jalan!", dengan penuh kesabaran para sinterklas berusaha melarikan keledai mereka menuju garis finis. Sayangnya, keledai-keledai itu menolak hingga santa pun harus menariknya. Itu hanya sebagian kecil tugas yang harus dijalani para sinterklas dalam kejuaraan dunia sinterklas di Desa Samnaun, Swiss, belum lama ini.
Tak hanya menarik keledai, dalam perlombaan yang diikuti sejumlah anak muda itu juga mempertunjukkan keahlian lain yang harus dimiliki santa. Seorang perempuan muda dengan antusias memanjat dinding yang dibentuk layaknya sebuah cerobong sambil membawa kantung hadiah. Seorang santa juga harus bisa meloncat setinggi mungkin sambil mengumpulkan dekorasi Natal.
Perlombaan semakin seru ketika ajang Santa Biathlon digelar. Balapan gabungan antara dorong kereta luncur dan lempar kaleng ini meguji kemampuan fisik para santa. Namun tak hanya sebatas fisik, seorang sinterklas juga harus pandai menyanyi.
Akhirnya sang juara bertahan, Gymnast Cluase dari Kota Balsthal kembali keluar sebagai jawara. Kelompok santa ini berhak menyandang gelar sinterklas terbaik dunia dan membawa pulang uang hadiah US$ 4.000 atau sekitar Rp 72 juta.(OMI)
Tak hanya menarik keledai, dalam perlombaan yang diikuti sejumlah anak muda itu juga mempertunjukkan keahlian lain yang harus dimiliki santa. Seorang perempuan muda dengan antusias memanjat dinding yang dibentuk layaknya sebuah cerobong sambil membawa kantung hadiah. Seorang santa juga harus bisa meloncat setinggi mungkin sambil mengumpulkan dekorasi Natal.
Perlombaan semakin seru ketika ajang Santa Biathlon digelar. Balapan gabungan antara dorong kereta luncur dan lempar kaleng ini meguji kemampuan fisik para santa. Namun tak hanya sebatas fisik, seorang sinterklas juga harus pandai menyanyi.
Akhirnya sang juara bertahan, Gymnast Cluase dari Kota Balsthal kembali keluar sebagai jawara. Kelompok santa ini berhak menyandang gelar sinterklas terbaik dunia dan membawa pulang uang hadiah US$ 4.000 atau sekitar Rp 72 juta.(OMI)