Liputan6.com, Sedona: Objek wisata alam Sedona merupakan salah satu kota terindah di Negara Bagian Arizona, Amerika Serikat. Kota kecil ini merupakan pertemuan antara pegunungan dan gurun yang ada di negara tersebut. Kemegahan bebatuan merah serta flora dan faunanya menjadikan Sedona semakin mempesona. Tak heran, kota ini populer di kalangan pencinta kegiatan alam bebas.
Selain keindahan alam, Sedona kaya akan peninggalan sejarah. Tempat ini menyimpan peninggalan penduduk Suku Indian, yang merupakan penduduk asli di AS. Reruntuhan Indian banyak ditemukan di sudut kota, salah satunya Palatki Ruins. Tempat ini pernah didiami Kaum Sinawa pada ratusan tahun silan dan kini telah punah.
Charlie, penjaga Palatki Ruins, mengatakan kaum Sinawa mungkin masih ada. "Mereka tidak punah, tapi mengubah cara hidupnya," tutur Charlie. Ia juga mengatakan yang punah adalah budaya mereka. "Tapi mungkin mereka masih ada bergabung dengan suku    Indian lain yang masih ada," tambah Charlie.
Suku Indian yang ada kini hidup di tempat-tempat pelestarian dengan cara dan tantangan baru. Tony Eriacho Jr, Ketua Dewan Seni dan Budaya Asli Indian, mengatakan nafkah komunitasnya bergantung pada seni. "Tapi, kami harus bersaing dengan barang-barang palsu yang diimpor masuk ke wilayah kami," kata Tony. Karena itu konsumen bingung membedakan barang asli dan palsu. Perjuangan suku Indian di tanah kelahirannya sendiri inilah yang menjadi balada kehidupan bernada sumbang.(IKA/Rafael Setyo)
Selain keindahan alam, Sedona kaya akan peninggalan sejarah. Tempat ini menyimpan peninggalan penduduk Suku Indian, yang merupakan penduduk asli di AS. Reruntuhan Indian banyak ditemukan di sudut kota, salah satunya Palatki Ruins. Tempat ini pernah didiami Kaum Sinawa pada ratusan tahun silan dan kini telah punah.
Charlie, penjaga Palatki Ruins, mengatakan kaum Sinawa mungkin masih ada. "Mereka tidak punah, tapi mengubah cara hidupnya," tutur Charlie. Ia juga mengatakan yang punah adalah budaya mereka. "Tapi mungkin mereka masih ada bergabung dengan suku    Indian lain yang masih ada," tambah Charlie.
Suku Indian yang ada kini hidup di tempat-tempat pelestarian dengan cara dan tantangan baru. Tony Eriacho Jr, Ketua Dewan Seni dan Budaya Asli Indian, mengatakan nafkah komunitasnya bergantung pada seni. "Tapi, kami harus bersaing dengan barang-barang palsu yang diimpor masuk ke wilayah kami," kata Tony. Karena itu konsumen bingung membedakan barang asli dan palsu. Perjuangan suku Indian di tanah kelahirannya sendiri inilah yang menjadi balada kehidupan bernada sumbang.(IKA/Rafael Setyo)