Liputan6.com, Botolan: Sejumlah ahli gunung berapi dan bangunan Filipina bersama Suku Aesta membangun sebuah kanal untuk mengalihkan luapan air dari kawah Gunung Pinatubo. Pasalnya, ketinggian air di kawah gunung berapi itu, belakangan ini, sudah menghawatirkan.
Sebelumnya, Gunung Pinatubo meletus pada tahun 1991, setelah tertidur selama lima abad. Akibatnya, kawah gunung menjadi kosong dan akhirnya menampung jutaan kubik air hujan. Setelah bencana yang memakan korban 800 jiwa itu, gunung yang terletak 90 kilometer sebelah barat Kota Manila kembali mengancam lingkungan di sekitarnya.
Para geologis memperkirakan, dinding kawah gunung itu sudah tak mampu lagi menampung lebih banyak air. Dikhawatirkan, isi kawah akan tumpah menjadi air bah dan menenggelamkan Kota Botolan dan desa-desa lain yang berada disekitar gunung.
Guna mencegah hal tersebut, pemerintah daerah setempat mengerahkan 200 orang Suku Aetas serta puluhan ahli bangunan untuk membangun kanal. Rencananya, kanal tersebut akan dibangun sepanjang 80 meter dengan kedalaman lima meter. Diharapkan, bangunan itu mampu mengantarkan air dari dalam kawah ke Sungai Bucao hingga ke Laut Cina.(PIN/Jsi)
Sebelumnya, Gunung Pinatubo meletus pada tahun 1991, setelah tertidur selama lima abad. Akibatnya, kawah gunung menjadi kosong dan akhirnya menampung jutaan kubik air hujan. Setelah bencana yang memakan korban 800 jiwa itu, gunung yang terletak 90 kilometer sebelah barat Kota Manila kembali mengancam lingkungan di sekitarnya.
Para geologis memperkirakan, dinding kawah gunung itu sudah tak mampu lagi menampung lebih banyak air. Dikhawatirkan, isi kawah akan tumpah menjadi air bah dan menenggelamkan Kota Botolan dan desa-desa lain yang berada disekitar gunung.
Guna mencegah hal tersebut, pemerintah daerah setempat mengerahkan 200 orang Suku Aetas serta puluhan ahli bangunan untuk membangun kanal. Rencananya, kanal tersebut akan dibangun sepanjang 80 meter dengan kedalaman lima meter. Diharapkan, bangunan itu mampu mengantarkan air dari dalam kawah ke Sungai Bucao hingga ke Laut Cina.(PIN/Jsi)