Liputan6.com, Kiev Aksi mengejutkan ditampilkan pasukan polisi anti huru-hara pemerintah Ukraina. Merasa bersalah akibat memukuli dan menembaki para pendemo anti-pemerintah, para polisi bertameng dan membawa pentungan itu tiba-tiba berlutut. Mereka malakukan prosesi permohonan maaf secara massal.
Mereka meminta maaf dengan cara berlutut di hadapan ratusan pengunjuk rasa. Seperti dalam gambar yang dikutip Liputan6.com dari Daily Mail, Rabu (26/2/2014).
"Saya meminta Anda untuk mengampuni kami," kata seorang petugas yang berdiri di hadapan banyak orang itu. "Dalam mengenang para korban tewas, maka kami ingin berlutut."
Aksi para petugas disambut dengan teriakan 'Memalukan!' dan 'Adili' dari orang-orang yang hadir di prosesi itu. Tetapi mereka menekankan tak ada yang dibunuh atau dipukuli oleh masyarakat sendiri.
Terhitung 25 Februari waktu setempat, beberapa personel polisi anti huru-hara sudah meninggalkan pusat kontrasi massa. Begitu juga dengan para polisi yang bersenjata lengkap.
Baca Juga
Terkait permohonan maaf ini, Menteri Dalam Negeri Arsen Avakov menambahkan, para polisi itu khawatir akan ada penyelidikan kasus bentrokan antara petugas dengan demonstran yang mengakibatkan korban jiwa mencapai 77 orang itu.
Advertisement
"Kami memiliki kesulitan dengan unit yang telah dibiarkan tanpa kepemimpinan," jelas Avakov. Pemimpin mereka telah melarikan diri. Itulah sebabnya dalam pemeriksaan hari ditemukan 35 orang tidak berada di pangkalan subunit mereka. "Ini masalah," tambah Avakov.
Di Odessa dan Crimea sebaliknya, kembalinya polisi anti huru-hara Berkut justru disambut sorak kerumunan warga. Mereka juga disambut warga yang mengibarkan bendera Rusia.
Aksi ini menyoroti perpecahan mendalam pada negara atas peristiwa mematikan pekan lalu, yang menyebabkan sebuah revolusi dan kaburnya Presiden Viktor Yanukovych.
Banyak dari mereka masih membawa tongkat dan mengenakan topeng. Di Odessa, komandan batalyon Berkut bahkan datang ke kerumunan dan berjabat tangan dengan warga. Dia meminta warga untuk tetap damai dan menjaga ketertiban umum. (Ismoko Widjaya)
Baca juga:
77 Tewas, Presiden Ukraina Teken Perjanjian dengan Oposisi
[VIDEO] Bentrok di Ukraina Masih Terjadi, 77 Orang TewasÂ
Â