Liputan6.com, Moskow Presiden Rusia Vladimir Putin mengirimkan tentaranya ke Crimea, Ukraina. Dia mengklaim langkah itu sebagai upaya untuk melindungi warga negaranya dari ancaman keamanan di kota perbatasan itu sejak tergulingnya Presiden Ukraina Viktor Yanukovich.
Namun langkah Putin itu ditentang keras sejumlah pihak internasional karena dinilai melanggar kedaulatan Ukraina. Bahkan mantan Menteri Luar Negeri Ceko Karel Schwarzenberg menilai tindakan Putin tersebut seperti Hitler.
Baca Juga
"Apa yang terjadi di Ukraina saat ini seperti sejarah yang terulang. Putin melakukan hal sama dengan apa yang dilakukan Hitler," kata Schwarzenberg, seperti dimuat Global Post, Selasa (4/3/2014).
Advertisement
Dia menjelaskan, persamaan yang dimaksud adalah pengiriman tentara Putin ke Crimea seperti invasi yang dilakukan pasukan Hitler ke Austria, Ceko, dan Polandia pada 1938 dan 1939.
Putin mulai mengirimkan tentaranya ke Crimea pada Sabtu 1 Maret 2014 setelah Parlemen Rusia mengizinkan permohonan Sang Presiden. Sejak itu pula, kondisi di Crimea menegang.
Schwarzenberg menilai alasan Putin mengirim tentara untuk melindungi warga negaranya tidak benar. Itu hanya alasan omong kosong. Sebab, menurut dia, Putin memang ingin menginvansi Crimea.
"Ia ingin menyerang Crimea. Ia butuh dalih dan mengatakan rekannya tertindas. Sama seperti Hitler yang mencaplok Austria karena ada warga Jerman yang tertindas. Tapi pada akhirnya warga Austria diperbudak," ujarnya.
Atas hal itu, Schwarzenberg mendesak Uni Eropa untuk mengambil tindakan tegas kepada Rusia. Sebab apa yang dilakukan Moskow jelas merupakan pelanggaran hukum.
Diminta Kirim Tentara
Rusia kembali menambahkan alasan lain kenapa pihaknya mengirimkan tentara ke Ukraina. Selain untuk melindungi warga negara, juga karena diminta Presiden Ukraina terguling Viktor Yanukovich.
Hal itu diungkapkan perwakilan Rusia, Vitaly Churkin dalam rapat Dewan Keamanan di Markas PBB, New York. Churkin juga memperlihatkan salinan surat yang dikirim Yanukovych kepada Dewan Keamanan.
Kata Churkin yang mengutip pernyataan Yanukovich, Ukraina berada di ambang perang saudara. Sebab warga sipil dianiaya sekelompok orang lantaran berbicara menggunakan Bahasa Rusia.
Dalam suratnya, Yanukovich mengatakan: "Saya akan menghubungi Presiden Rusia, Putin, dan meminta dia untuk menggunakan kekuatan bersenjata ke wilayah Feredasi Rusia untuk mengembalikan legitimasi, perdamaian, hukum, stabilitas dan pertahanan masyarakat Ukraina.
Rusia tidak yang mengakui pemerintahan baru Kiev dan menyebutkan Yanukovych sebagai presiden yang sah itu pun akhirnya mengirimkan prajuritnya ke Crimea. (Elin Yunita Kristanti)
Baca juga: