Liputan6.com, Moskow - Di tengah ketegangan hubungan dengan Ukraina, Rusia melakukan uji coba rudal balistik antarbenua. Peluncuran rudal balistik itu dilakukan setelah Amerika Serikat menyatakan pengerahan tentara Rusia ke Crimea sebagai sebuah agresi.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, Rudal Topol RS-12M sukses diluncurkan dari Kapustin Yar, wilayah di dekat Laut Kaspia, hingga ke Khagan di Kazakhstan.
"Tujuan peluncuran ini adalah untuk menguji rudal balistik yang menjanjikan," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia dikutip BBC, Selasa 4 Maret 2014.
Peluncuran dilakukan pada pukul 22.10 waktu Moskow. Uji coba rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir itu berhasil mencapai target.
RS-12M Topol juga disebut SS-25 Sickle oleh NATO. Rudal berhulu ledak tunggal ini punya jangkauan maksimum 10.000 kilometer. Rudal ini mampu membawa hulu ledak nuklir.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim pengerahan pasukan ke Crimea dilakukan untuk melindungi kepentingan Rusia. Wilayah Crimea memang banyak dihuni oleh penduduk berlatar belakang Rusia.
Pengerahan pasukan itu dilakukan setelah Presiden Viktor Yanukovych yang menjadi 'sekutu' Rusia terguling, setelah aksi unjuk rasa yang berlangsung lama dan menewaskan setidaknya 90 orang.
Sementara, saat berkunjung ke Kiev, Ukraina, Menteri Luar Negeri AS John Kerry-saat berdialog dengan pemerintahan baru Ukraina-mengatakan, tak ada tanda-tanda warga Rusia maupun kepentingannya di Ukraina yang terancam.
"Ini jelas Rusia berusaha keras untuk mencari dalih agar bisa menginvasi lebih jauh," tutur Kerry.
Perdana Menteri Rusia yang bru rseniy Yatsenyuk mengatakan pertemuan konsultasi antara Rusia dan Ukraina telah dilakukan. Dia menyebut langkah itu agak terlambat, namun merupakan langkah pertama yang penting.
Advertisement
Baca juga:
Ancaman Ukraina Vs Rusia Sampai Indonesia?
Putin: Kudeta Presiden Ukraina Yanukovych Inkonstitusional
Putin Perintahkan Tentaranya di Perbatasan Ukraina Balik ke Barak