Sukses

2 Wartawan Australia Peliput Corby `Diusir` dari Bali

2 wartawan Australia yang ditugaskan meliput pembebasan 'ratu mariyuana' Schapelle Corby dideportasi dari Bali. Terkait pelanggaran visa.

Liputan6.com, Bali Dua wartawan Australia yang ditugaskan meliput pembebasan 'ratu mariyuana'  Schapelle Corby dideportasi dari Bali. Atas tuduhan pelanggaran visa.

Reporter Channel 10 Australia, Daniel Sutton dan fotografer lepas, Nathan Richter melanggar UU Keimigrasian dengan melakukan pekerjaan sebagai jurnalis menggunakan visa turis. Keduanya dikirim kembali ke Australia dengan penerbangan Virgin Air pukul 13.30 siang ini.

Kepala Kanwil Hukum dan HAM Bali I Gusti Kompyang Adnyana mengatakan, kedua pria tersebut juga dilarang masuk ke Indonesia selama 6 bulan ke depan. Durasi tersebut masih bisa diperpanjang.

Adhyana mengatakan, Sutton masuk ke Bali tanpa visa kerja, sementara Richter menggunakan visa on arrival dari kantor imigrasi Bandara Ngurah Rai.

"Mereka melakukan reportase di Indonesia, seharusnya tak memakai visa on arrival -- yang hanya bisa digunakan untuk aktivitas wisata," kata dia seperti dimuat News.com.au, Jumat (7/3/2014).

Ditanya apakah penangkapan itu dilakukan berdasarkan informasi atau laporan dari masyarakat atau dari Mercedes Corby, Adnyana mengatakan, "Tidak."

Sutton dijemput petugas imigrasi Rabu lalu saat mengambil gambar di dekat kompleks rumah Mercedes Corby dan suaminya, Wayan Widyartha. Beberapa waktu kemudian Richter dijemput di tempat yang sama.

Sutton kepada News Corp di Bandara Internasional Ngurah Rai mengatakan ia dijemput dari sekitar sudut rumah di mana Corby tunggal. "Aku berada di jalan utama di pojokan rumah Corby. Kami tidak berada di depan pintu rumah itu."

Ia mengatakan, para petugas imigrasi bersikap ramah dan menanyakan paspornya. Sutton menambahkan, ia dan Richter sempat diperiksa di kantor imigrasi sekitar 8 jam. "Wawancara berjalan ramah, tak ada yang bisa dikeluhkan. Kami sekadar dimintai keterangan tak ada yang harus dikhawatirkan.

Sutton hanya mengaku kecewa ia harus pulang cepat-cepat. "Aku dikirim ke Bali untuk bekerja dan kecewa aku tak bisa melaksanakannya. Tapi, siapapun harus menerima apa yang aparat katakan. Aku dideportasi jadi aku harus pergi, " katanya.

Sementara, Richter mengaku dimintai keterangan pada hari Rabu dan Kamis. "Aku tidak ditahan. Aku diizinkan untuk pulang setiap malam," kata dia. "Mereka pada dasarnya mengatakan kami di sini bekerja tanpa visa yang seharusnya."

Minta Maaf

Sebelumnya, pihak keluarga Schapelle Leigh Corby yang diwakili saudara perempuannya, Mercedes Corby, meminta maaf kepada Indonesia terkait wawancaranya dengan salah satu televisi Australia. Sebab, isi wawancara itu disebut-sebut tengah disorot Kementerian Hukum dan HAM karena dinilai tidak menghormati pemerintah Indonesia.

"Dari lubuk hati, saya meminta maaf kepada masyarakat Indonesia jika wawancara saya dalam televisi Australia menyebabkan tidak menyenangkan. Saya meminta maaf jika kata-kata saya tidak menunjukkan rasa hormat kepada Indonesia," kata Mercedes di kediamannya di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (6/3/2014).

Dalam wawancara televisi itu, Mercedes yang menjadi narasumber utama dan dipandu oleh Mike Willesee masih mempertanyakan asal muasal mariyuana seberat 4,2 kilogram di dalam tas Corby. "Kami tidak tahu dari mana mariyuana itu. Bisa jadi dari Indonesia," ucap Mercedes dalam wawancara itu. (Yus Ariyanto)

Baca juga:

Tuding Asal Ganja dari Indonesia, Keluarga Corby Minta Maaf

Kakak Corby Diwawancara TV Australia

[VIDEO] Pemerintah Diminta Bersikap Terkait Wawancara Kakak Corby