Liputan6.com, Washington DC - Tak mau ketinggalan dengan negara lainnya, Amerika Serikat juga turut mengirimkan 2 kapal untuk membantu pencarian pesawat MH370 yang hilang dalam penerbangan menuju Beijing, China pada Sabtu 8 Maret. Kapal USS Pinckney dan USNS John Ericsson pun melarungi lautan mulai dari lokasi terakhir pesawat itu terdeteksi.
Kapal USS Pinckney yang dilengkapi dengan rudal, tiba di kawasan Vietnam, Minggu 9 Maret sore waktu setempat. Kapal tersebut juga membawa 2 helikopter MH - 60R, untuk melakukan pencarian dan penyelamatan. Sementara USNS John Ericsson berlayar dari Singapura pada Senin pagi.
"Pihak kami membantu pencarian dan penyelamatan atas permintaan pemerintah Malaysia," ungkap pemerintah AS dalam sebuah pernyataaan yang dikutip Liputan6.com dari The Star Senin (10/3/2014).
Selain kapal itu, pesawat AS P - 3C Orion milik Angkatan Laut telah berangkat dari Pangkalan Udara Kadena di Okinawa, Jepang, Senin pagi, dan telah melakukan pencarian.
Sementara itu, seperti dimuat The Star, seorang penasihat Presiden AS Barack Obama mengatakan bahwa terlalu dini untuk mengatakan ada dugaan terorisme dalam hilangnya MH370.
Deputi Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Tony Blinken mengungkapkan pada hari Minggu 9 Maret, bahwa AS sedang mencari laporan terkait 2 penumpang 'gelap' dalam pesawat itu. Meskipun penyelidik belum bisa menyimpulkan.
Tony menambahkan, masih terlalu dini untuk berspekulasi apakah penumpang punya peran dalam hilangnya pesawat. Dia juga mengatakan bahwa peneliti AS dari FBI, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, dan Federal Aviation Administration sedang menuju ke Asia untuk membantu penyelidikan.
Sementara itu, Kepala Angkatan Bersenjata Jeneral Tan Sri Mohd Zin Zulkifeli mengutarakan, Malaysia dan Singapura telah mengerahkan dukungan kapal selam dan armada kapal penyelamat mereka sendiri. Kapal-kapal selam, yang biasanya digunakan untuk mencari atau menyelamatkan kapal karam juga diterjunkan.
Departemen Penerbangan Sipil Direktur Jenderal Datuk Azharuddin Abdul Rahman tidak menutup segala kemungkinan, termasuk pesawat yang dibajak. Dia menambahkan daerah operasi pencarian telah diperluas sejauh 50 mil dari awal pencarian yang hanya sejauh 20 mil.
Pesawat Boeing 777 - 200ER yang membawa 227 penumpang, termasuk 2 bayi dan 12 awak hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing menghilang, sekitar 1 jam setelah lepas landas dari Bandara Internasional KL pada pukul 0.41 pada hari Sabtu 8 Maret. Pesawat tersebut seharusnya mendarat di Beijing, China pada pukul 06.30 waktu setempat.
Baca Juga
Sejauh ini, ada 7 WNI di dalam pesawat itu. Dengan 4 orang dicurigai sebagai penumpang 'gelap. Dan penumpang lainnya berasal dari Ukraina, China, Amerika, Malaysia, Selandia baru dan Prancis. (Ismoko Widjaya)
Advertisement
Baca Juga: