Liputan6.com, Jerussalem - Baku tembak pecah di sebuah persimpangan West Bank Jordania. Gara-garanya seorang hakim mencoba merebut sebuah pistol milik tentara Israel.
Adalah hakim Yordania keturunan Palestina, yang akhirnya tewas ditembak setelah terus melawan meski awalnya telah dilumpuhkan tentara pada bagian kaki.
"Hakim berusia 38 tahun, Raed Zeiter menerjang ke arah pos Allenby Bridge dan berteriak: 'Allahu Akbar' atau 'Allah Maha Besar' dan mencoba untuk merebut senjata dari tentara Israel," ungkap pihak militer seperti dimuat Sidney Morning Herald dan dimuat Liputan6.com, Selasa (11/3/2014).
Terbunuhnya hakim itu pun menyebabkan friksi baru dengan Palestina dan Yordania.
"Tentara melepaskan tembakan pada kakinya untuk mencoba untuk menahannya, pada saat ia mencoba mencekik seorang tentara dan akhirnya ditembak mati," tambah pihak militer Israel yang kala itu disiagakan menjaga persimpangan.
Akibat peristiwa itu, pemerintah pun meminta dilakukan penyelidikan untuk menentukan apakah tindakan itu terkait aksi terorisme.
"Menteri Luar Negeri Yordania, Nasser Judeh memanggil diplomat Israel nomor 2 ke Amman, untuk mengutuk aksi penembakan itu dan menuntut pemerintah Israel segera melakukan penyelidikan," demikian seperti diberitakan kantor berita Petra milik pemerintah Yordania.
Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah pun mengeluarkan pernyataan mengutuk aksi pembunuhan hakim itu, dan menyerukan penyelidikan internasional.
Sementara menurut pemberitaan dari Petra, hakim ditembak setelah perselisihan dengan pasukan Israel. Massa Palestina pun akhirnya turun ke jalan, mengecam aksi penembakan Hakim Zeiter.
"Zeiter tinggal bersama keluarganya di Amman, di mana dia adalah seorang hakim di Pengadilan Tingkat Pertama," ungkap kantor berita Petra.
Menteri Yordania untuk Urusan Media, Mohammad Momani mengatakan Israel telah berjanji untuk menyampaikan laporan mengenai insiden tersebut pada hari Selasa 11 Maret. "Pemerintah Yordania pun mengumumkan langkah-langkah yang harus diambil setelah itu," kata televisi negara itu.
Advertisement
Untuk mencapai persimpangan, setiap orang harus naik bus besama dengan penumpang lain. Nazmi Muhana seorang manajer di Palestina yang ketika itu juga berada di persimpangan mengatakan, kendaraan Zeiter belum masuk ke Wes Bank. Militer Israel juga mengatakan tidak memiliki informasi tentang keberadaan bus yang membawanya.
Muhana mengatakan, keluarga Zeiter sedang dalam perjalanan menuju Jordania untuk mengambil jasad Zeiter.
Ro'ya TV melaporkan, keluargar Zeiter ternyata tidak tahu ia pergi ke West Bank. Oleh sebab itu mereka sangat terkejut mendengar berita kematian dengan cara mengenaskan.
"Zeiter sedang tertekan karena putranya dirawat di rumah sakit," ucap ayah Zeiter, Alaa seperti dikutip Ro'ya TV. (Raden Trimutia Hatta)
Baca Juga: