Sukses

Pemburu Berita Pesawat MH370, Ibu Menyusui Hingga `Primadona`

Kelompok yang tak kalah sibuk sejak hilangnya pesawat itu adalah para pemburu berita alias wartawan. Bekerja sepanjang waktu,

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pencarian pesawat nahas MH370 milik Malaysia Airline telah memasuki hari ke-11. Orang-orang di seluruh dunia dan anggota keluarga dari 239 penumpang penerbangan tersebut pun berdoa agar segera mendapatkan informasi baru untuk menjelaskan misteri itu.

Sementara pemerintah dan badan-badan intelijen berlomba, untuk mengungkap teka-teki dibalik hilangnya pesawat tersebut. Personel Angkatan Bersenjata dari 26 negara pun terus melakukan pencarian.

Selain itu, kelompok lain yang tak kalah sibuk sejak hilangnya pesawat itu adalah para pemburu berita alias wartawan. Bahkan beberapa di antaranya telah bekerja sepanjang waktu, untuk melaporkan perkembangan berita terbaru kepada publik.

Banyak dari mereka bahkan berkemah di luar hotel, yang kini telah berubah menjadi tempat berkumpul para awak media, yaitu Cyberview Lodge dan Everly Hotel Putrajaya. Hotel itu juga merupakan tempat menginap sebagian besar keluarga penumpang pesawat, yang dikemudikan pilot Kapten Zaharie Ahmad Shah dan Fariq Abdul Hamid.



Hotel lainnya adalah Sama-Sama Hotel --terletak di dekat Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA)--, yang menjadi tempat untuk konferensi pers setiap hari oleh pejabat pemerintah.

Lebih dari 300 personel pemburu berita --99 kantor berita asing dan 43 lembaga lokal-- meliput berita dari hotel itu.

Auditorium di besement telah menjadi ruang konferensi pers, lorong-lorong kosong berfungsi sebagai media centre darurat. Sementara ballroom digunakan oleh maskapai penerbangan untuk menyediakan makanan untuk para wartawan dan mengadakan pertemuan.

Kendaraan media pun terparkir di pinggir jalan, begitu juga dengan mobil satelit yang standby di seberang hotel. Untuk para pembawa berita melakukan siaran langsung, juga berinteraksi dengan sekitar.

Wartawan 'Ibu Baru' Hingga 'Primadona'

Beberapa wartawan yang terlihat di lokasi itu bukan hanya wartawan biasa. Di antaranya adalah pemburu berita 'primadona' yang sudah punya nama. Sebut saja pembawa berita CNN Jim Clancy dan CCTV James Chau.

Meliput berita sepanjang hari tentu membuat para pemburu berita itu lelah. Beberapa dari jurnalis itu pun terlihat berbaring, di sudut-sudut hotel yang sepi.

Wartawan Australia Justin Hale, adalah salah satu yang paling awal personel media asing tiba di Malaysia.

"Aku tidak tidur sama sekali dalam 3 hari pertama, begitu banyak hal terjadi," kata wartawan Channel 7 yang memiliki jam terbang sekitar 12 tahun.

Hale telah tinggal di hotel, melakukan rutinitas sehari-hari termasuk bangun lebih awal untuk menonton berita di televisi, lalu sarapan cepat sebelum berjalan ke bandara untuk mendapatkan salinan dari semua surat kabar yang berbeda.

Setelah membaca, ia berbicara kepada rekan-rekan wartawan di ruang tunggu media. "Kadang-kadang wartawan harus dipancing hal-hal yang mereka lupakan," kata Hale.

"Aku tidak bisa membayangkan jika hal ini yang terjadi pada ayahku, saudaraku atau seseorang yang dekatku. Aku mengakui bahwa ketika aku melihat Wall of Hope di KLIA dengan pesan untuk penumpang pesawat, aku merasa sangat sedih," urai Hale yang juga berangkat ke Bali untuk melaporkan insiden bom Bali pada tahun 2002.

"Ketika Anda menulis cerita, Anda lupa tentang menjadi nyaman. Anda tidak mampu untuk kehilangan informasi penting," tambah Hale.

Meskipun telah ada kritik dari berbagai pihak pada cara pemerintah setempat telah menangani situasi, Hale justru memandang dari sudut lainnya.

"Saya pikir pemerintah telah berhasil dengan baik. Orang sering memiliki persepsi bahwa pemerintah adalah salah satu orang yang dapat melihat segala sesuatu. Padahal sebenarnya tidak," ungkap Hale.

Hale mengatakan, ia mengerti bahwa pemerintah harus sangat berhati-hati, karena mengumumkan sesuatu yang salah bisa menjadi bencana.

Tak hanya wartawan ternama yang meliput peristiwa pencarian hilangnya pesawat Boeing 777-200 ER dari Malaysia Airlines itu. Wartawan The Star, Nadirah H. Rodzi, yang telah meliput berita sejak hari pertama, malah seorang ibu baru yang masih menyusui bayinya. Dia bahkan rela bekerja sejak pukul 07.00 pagi dan pulang larut setelah pukul 23.00.

Suka Duka

Meliput peristiwa pesawat yang hilang kontak sejak 8 Maret 2014, tentu saja ada suka dan duka. Seorang wartawan lokal, yang hanya ingin disebut sebagai Farah mengatakan, Hotel Cyberview Lodge menyediakan Wi-Fi gratis, ruang konferensi dan air minum bagi wartawan.

Sementara itu, wartawan RTM, Shadila Abdul Malek mengatakan, timnya bekerja dalam shift untuk meliput berita.

"Saya tinggal di Subang, jadi aku harus bangun pukul 04.00 dan ke lokasi pukul 06.00 untuk memulai persiapan siaran langsung setiap pagi pukul 07.00," kata Shadila yang kadang-kadang sampai rumah setelah pukul 23.00.

Shadila telah meliput berita sejak Selasa 11 Mare. Ia mengatakan diperlukan komitmen 100 persen untuk melakukan pekerjaan semacam ini.

Wartawan China untuk  harian Oriental Morning Post, Yan Hao mengaku tinggal di Cyberview Lodge selama beberapa hari terakhir. Ia melakukan perjalanan ke Sama-Sama Hotel untuk meliput data konferensi pers harian.

"Sudah seminggu sibuk," ujar Yan menambahkan, bahwa beberapa media China lainnya akan menghabiskan waktu berjaga di sekitar bandara sambil menunggu.

Hanya saja, Yan mengaku kesulitan dalam menerjemahkan bahasa.

"Sulit bagi pers asing selama konferensi pers, karena kadang-kadang pertanyaan-pertanyaan dalam bahasa Melayu," kata Yan, yang bersyukur karena disediakan penerjemah bahasa China.

Sejauh ini, sekitar 140 kamar telah digunakan keluarga para penumpang dan timnya. Pada beberapa hari pertama kedatangan keluarga, kendaraan satelit adalah pemandangan biasa. Namun, lama-kelamaan mulai berkurang. Seiring melambatnya perkembangan baru berita.

Seperti hari-hari berlalu, anggota keluarga lainnya tampaknya bersedia untuk berbicara kepada media, berbagi cerita dan harapan mereka untuk orang yang mereka cintai yang hilang di angkasa dalam penerbangan pesawat MH370.

Polisi dan anggota pertahanan sipil, juga mulai terlibat bisa bercengkrama dengan wartawan.

Makan siang dan minuman juga telah disediakan untuk media selama beberapa hari terakhir, oleh Departemen Pertanian dan Industri berbasis Agro. (Elin Yunita Kristanti)

Baca Juga:

2 Wartawan Australia Peliput Corby `Diusir` dari Bali

Hotel Tempat Keluarga Penumpang Malaysia Airlines Rawan Pencurian