Liputan6.com, Dhaal Atoll - Memasuki hari ke-12 pencarian, pesawat maskapai Malaysia Airlines Boeing 777-200ER dengan nomor penerbangan MH370 belum juga ditemukan. Berbagai upaya terus dilakukan, mulai dari mengerahkan pesawat, helikopter, kapal selam, hingga satelit berdaya resolusi tinggi.
Seorang warga di Kuda Huvadhoo, Dhaal Atoll, Maladewa mengaku melihat pesawat jet besar terbang rendah di atas perumahan pada 8 Maret 2014 pagi, waktu yang sama dengan hari MH370 dinyatakan hilang kontak.
Seperti dilaporkan media lokal Haveeru, Rabu (19/3/2014), warga yang tak disebutkan namanya itu menuturkan, melihat pesawat tersebut pada pukul 06.15 pagi. Pesawat yang dilihat berwarna putih dengan strip merah.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sebelumnya mengatakan, komunikasi terakhir antara pesawat dan satelit terlacak pada pukul 08.11. Sementara pesawat dinyatakan hilang kontak sejak pukul 01.30. Dan seperti diketahui, warna pesawat MH370 yang hilang yakni putih dengan strip merah dan biru.
Warga lain yang juga melihat adanya pesawat terbang rendah mengaku jet tersebut terbang ke arah selatan Maladewa. Ia dan teman-temannya mendengar suara begitu keras saat pesawat melintas.
"Beberapa orang keluar dari rumah untuk mencari tahu dari mana suara bising itu berasal," kata pejabat setempat, Mohamed Zaheem, menceritakan laporan sejumlah warga kepadanya, seperti dimuat Asia One.
Tim penyelidik Malaysia sebelumnya menyelidiki dugaan bahwa pesawat MH370 terbang rendah di ketinggian 5.000 kaki atau 1.524 meter. Bahkan mungkin lebih rendah, untuk menghindari cakupan radar komersial atau sekunder saat berbalik arah dari rute semestinya, Kuala Lumpur- Beijing.
Para penyelidik meneliti profil penerbangan Boeing 777-200ER untuk menentukan apakah ia terbang rendah dan menggunakan teknik 'terrain masking' untuk menghindari cakupan radar setidaknya dari 3 negara.
Penyelidik juga sedang mencari kemungkinan, pesawat yang membawa 239 orang, mengambil keuntungan dari lalu lintas udara yang sibuk di atas Teluk Bengal. Dengan tetap menempuh rute penerbangan komersial, pesawat tersebut diduga tak memancing kecurigaan radar militer (primer) di negara-negara yang langitnya ia terbangi. Dengan manuver itu, MH370 akan nampak seperti pesawat komersial biasa yang sedang menuju tujuan.
"Siapapun dia, orang yang mengendalikan pesawat punya pengetahuan avionik dan navigasi, yang meninggalkan jejak yang bersih. Bahwa ia terbang rendah di atas Kelantan adalah benar," kata pejabat yang tak mau disebut namanya, seperti dimuat New Straits Times, Senin 17 Maret lalu. "Tak tertutup kemungkinan pesawat menempuh medan pegunungan di beberapa area untuk menghindari deteksi radar."
5 Landasan Pacu Simulator Pilot
Berdasarkan hasil pemeriksaan alat simulator pesawat yang disita dari rumah kapten pilot Malaysia Airlines MH370 Zaharie Ahmad Shah, ditemukan 5 landasan pacu yang terprogram di alat itu. Salah satunya landasan pacu Bandara Internasional Male di Maladewa.
Sedangkan 4 penemuan lainnya yakni 3 landasan pacu di bandara India dan Sri Lanka, dan 1 lagi landasan pacu di bandara milik Amerika Serikat di "Pulau Rahasia" Diego Garcia. Apa salah satu landasan itu menjadi tempat mendarat MH370? Polisi Malaysia masih menyelidiki penemuan tersebut.
Lalu apa maksud dan tujuan kapten pilot Zaharie memiliki alat simulator di rumahnya? Seorang pelatih pilot khusus Boeing 777-200 mengatakan, simulator pribadi itu berguna untuk membantu pilot dalam mengenal medan landasan pacu.
"Polisi tentu tengah mencari tahu apakah salah satu landasan pacu menjadi tempat mendarat MH370. Polisi juga mencari tahu apakah lokasi landasan yang jarang dipakai itu menjadi tempat latihan si pilot (Zaharie)," ujar pelatih pilot itu, yang dilansir The Star. (Ismoko Widjaya)
Baca juga: