Sukses

[VIDEO] Dahsyatnya Pergerakan Topan dari Luar Angkasa

Gambar tersebut menampilkan pergerakan angin topan dahsyat yang bergerak di sebelah barat laut Samudera Pasifik pada 10 Maret lalu.

Liputan6.com, Washington DC- Global Precipitation Measurement (GPM) Core Observatory, satelit hasil kerja sama Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Badan Antariksa Jepang (JAXA) untuk pertama kalinya merilis gambar dari luar angkasa sejak diluncurkan pada 27 Februari 2014 lalu.

Gambar tersebut menampilkan pergerakan angin topan dahsyat yang bergerak di sebelah barat laut Samudera Pasifik pada 10 Maret lalu. Penampakan itu merupakan hasil pelacakan 2 radar, yakni Dual-frequency Precipitation Radar (DPR) milik JAXA untuk menangkap gambar badai dalam bentunk 3 dimensi dan GPM Microwave Imager punya NASA untuk menangkap gambar curah hujan.

"Sangat menakjubkan mendapatkan data berkualitas tinggi untuk pertama kalinya," kata ilmuwan yang menangani proyek GPM Gail Skofronick-Jackson, seperti dimuat dari situs Nasa.gov, Rabu (26/3/2014).

Dalam video yang dirilis NASA, terlihat jelas bagaimana pergerakan angin topan dari luar angkasa. Angin topan ekstra tropis terjadi saat massa udara yang hangat bertemu dengan massa udara utara atau selatan dari daerah tropis. Siklus badai ini menghasilkan hujan, salju, es, angin kencang, dan cuaca buruk lainnya.

Penampakan ini merupakan hasil dari kerja satelit GPM yang bisa mendeteksi iklim dan cuaca dengan teknologi lebih canggih. Lebih jauh, satelit itu juga bisa mendeteksi curah hujan, partikel es, dan gelombang energi dari sistem badai. Yang lebih canggih, satelit GPM juga mampu melacak struktur hujan, hingga ukuran sekecil mungkin.

"Anda dapat dengan jelas melihat mereka (iklim dan cuaca) dari data GMI dengan resolusi yang jauh lebih baik," jelas Skofronick-Jackson.

Satelit GPM merupakan 1 dari 5 proyek yang direncanakan bakal diluncurkan NASA selama 2014. Satelit berharga US$ 900 juta ini mengudara dari Tanegashima Space Center, Jumat  28 Februari 2014 pukul 03.37.

Dalam waktu lebih kurang setengah jam, satelit yang dibawa roket itu sampai ke orbit bumi kemudian mengembangkan panel suryanya, dan mulai mengirim sinyal kembali ke pusat kontrol.

Baca juga:

`Rute Sesat` Malaysia Airlines MH370

Objek-objek Petunjuk Keberadaan MH370 di Samudera Hindia

Fenomenal! Rumus Fisika Ini Kuak Misteri Malaysia Airlines MH370

Metode Matematika Pengungkap Lokasi Pesawat Air France AF447