Liputan6.com, Kuala Lumpur - Keluarga penumpang dan kru pesawat Malaysia Airlines MH370 terus menunggu kabar dari tim pencari Boeing 777-200ER yang raib pada 8 Maret lalu. Sudah 20 hari keluarga penumpang pesawat dengan rute Kuala Lumpur-Beijing itu menunggu kabar, tanpa kejelasan.
Raibnya pesawat berisi 227 penumpang dan 12 kru itu mengungkit trauma keluarga korban Malaysia Airlines MH653 yang dibajak pada tahun 1977. Mereka bahkan sudah menunggu selama 37 tahun untuk mengetahui penyebab kecelakaan tragis itu. Hingga kini mereka merasa belum mendapat jawabaan yang sebenar-benarnya.
Pesawat MH653 rute Penang-Kuala Lumpur itu dibajak pada 4 Desember 1977. Pesawat Boeing 737-200 itu jatuh di hutan mangrove. Sebanyak 100 orang di dalam pesawat itu tewas. Kecelakaan itu disebut yang paling mematikan sebelum MH370.
"Dalam 37 tahun terakhir, kami masih tidak tahu kebenarannya," kata Rutt Parr yang ayahnya, Thomas, turut tewas dalam kecelakaan MH653 seperti dikutip dari laman CNN, Jumat (28/3/2014). Saat kecelakaan itu, Parr masih berusia 19 tahun.
Pesawat itu dilaporkan dibajak. Namun hingga kini pembajak pesawat itu tidak pernah teridentifikasi. Meskipun cockpit voice recorder (CVR) merekam segala sesuatu di dalam kokpit, termasuk suara tembakan yang menewaskan kedua pilotnya. Badan Penerbangan Sipil Malaysia dalam laporannya menyebut pesawat itu dibajak saat mendekati Kuala Lumpur.
Di tengah kebingungan apakah sengaja mendarat atau tidak, yang jelas pesawat tersebut mengarah ke Singapura. Laju pesawat tak terkendali, naik-turun, sebelum akhirnya terhempas di hutan mangrove dengan kecepatan sekitar 450 knots. Laporan menyimpulkan pesawat itu tak terkendali karena kru dilumpuhkan.
Meski demikian, sejumlah saksi mata menyebut pesawat itu terbakar di udara sebelum terhempas ke tanah. Saksi lain mengaku mendengar ledakan sebelum terhempas. Sementara penyidik tak menemukan bukti seperti laporan tersebut.
Bagi keluarga korban MH653, raibnya pesawat MH370 mengungkit trauma mereka. Selama bertahun-tahun mereka berusaha mengatasi kesedihan, tapi kecelakaan tahun 1977 akan selalu membayangi hidup mereka.
"Anda harus membawanya (trauma) sepanjang waktu," kata Tom Sherrington, yang ayahnya Richard juga menjadi korban MH653.
Kini, keluarga penumpang MH370 masih menunggu kepastian di mana gerangan pesawat yang membawa kerabat mereka berada. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak telah mengumumkan bahwa pesawat itu jatuh di Samudera Hindia bagian selataan atau barat daya Perth, Australia.
Baca Juga
Namun hingga kini belum ada bukti fisik puing-puing Malaysia Airlines MH370 yang ditemukan. Sejauh ini hanya citra satelit yang mendeteksi ratusan objek yang diduga merupakan puing pesawat MH370.
Advertisement