Liputan6.com, Nairobi - Ledakan diduga bom dengan kekuatan cukup besar mengguncang Nairobi, Kenya, Senin 1 April waktu setempat, menewaskan 6 orang warga. Tak berapa lama, pejabat Kenya mengatakan mereka telah melakukan penangkapan.
Pemboman terjadi di dekat kios makanan dan klinik kesehatan perempuan di Eastleigh, tempat puluhan ribu imigran Somalia tinggal.
"Lebih dari 650 orang di bagian etnis Somalia dari Nairobi ditangkap, menyusul ledakan Senin yang menewaskan 6 orang tewas dan lebih dari 20 terluka," ujar pejabat Kenya yang tak disebutkan identitasnya seperti dimuat VOANews.com, Rabu (2/4/2014).
Sekretaris Kabinet Kenya, Joseph Ole Lenku, mengatakan operasi keamanan menyeluruh telah diluncurkan untuk menangkap para pelaku serangan. Ia menyebut serangan terhadap warga sipil itu adalah tindakan barbar dan pengecut terhadap orang-orang Kenya tak bersalah dan cinta damai.
Â
Sementara itu, kepala polisi Nairobi Benson Kibui juga meyakinkan bahwa Kenya dalam kondisi aman. Ia mengatakan para penyerang akan ditemukan.
"Kami di sini untuk memastikan bahwa Anda dan saya dalam keadaan aman, sehingga tidak ada perlu kepanikan. Pemerintah tengah menyelidiki semua ini. Siapa pun yang melakukan ini atau siapa pun yang bekerja sama dengan pelaku, kami akan menangkap dia," kata Kibui.
Selama lebih dari 3 jam, polisi melakukan razia di seluruh bangunan di dekat TKP, mencari simpatisan kelompok militan Somalia al- Shabaab. Polisi meminta setiap orang memperlihatkan kartu identitas dan memeriksa setiap kamar.
Sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah pengungsi Somalia yang diwajibkan memiliki 'kartu alien' --kartu identitas-- yang dikeluarkan oleh pemerintah Kenya.
Advertisement
Pejabat keamanan menyatakan akan ada lebih banyak penangkapan sampai mereka yang berada di balik serangan ditemukan.
Para pejabat Kenya telah memerintahkan pengungsi Somalia yang tinggal di daerah perkotaan untuk kembali ke kamp-kamp yang ditunjuk, menyusul gelombang serangan teror dan ancaman di negara dikaitkan dengan al- Shabaab.
Pada 2013, pengadilan tinggi Kenya menolak salah satu upaya tersebut, dengan mengatakan perintah mengancam hak-hak dan kebebasan dasar dari mereka yang tinggal di perkotaan.
Al Shabaab dituding berada di balik penyerangan Mal Westgate di Nairobi, Kenya, yang menewaskan 67 orang, September 2013.
Mereka menembaki para pengunjung dengan senjata otomatis dan melemparkan granat di pusat perbelanjaan lantai 4 itu. (Yus Ariyanto)