Liputan6.com, Texas - Aksi penembakan yang terjadi di pangkalan militer Fort Hood, Texas, Amerika Serikat, menelan korban jiwa. Insiden tersebut juga melukai beberapa orang.
"4 Orang tewas, termasuk seorang pria bersenjata. Dan setidaknya 11 lainnya luka-luka pada penembakan di Fort Hood," kata para pejabat Rabu 2 April yang dilansir dari Los Angeles times, Kamis (3/4/2014).
Michael McCaul, ketua Komite Keamanan Dalam Negeri Republik Texas mengatakan, kepada CNN, ia telah diberitahu bahwa 4 orang tewas termasuk penembak. Namun jumlah korban cedera ada 14. "Insiden itu tidak terkait dengan terorisme," ujar Michael.
Insiden itu terjadi sekitar pukul 17.00 waktu setempat ketika Fort Hood 'berkicau' dan menyiarkan peringatan bahwa semua personel harus berlindung di tempat aman. Sementara pangkalan diblokir untuk sementara.
Pejabat militer AS mengatakan, penembak adalah seorang prajurit tamtama bernama Ivan Lopez, --yang sudah tewas, tapi tidak jelas apakah dia menembak dirinya sendiri atau dibunuh oleh polisi militer. Pihak berwenang juga belum mengetahui motif penembakan tersebut.
Seorang juru bicara Scott & White Memorial Hospital di Temple, Texas mengatakan kondisi para korban cedera berkisar dari stabil menjadi kritis. "Dua korban memiliki beberapa luka tembak," katanya.
Obama Berduka
Baca Juga
Presiden Obama, yang berada di Chicago, mengatakan pada Rabu malam menyayangkan insiden penembakan itu. Obama pun berujar, "Sesuatu yang menyedihkan seperti ini terjadi lagi."
"Kami mengikuti dengan cermat. Situasi sekarang... Saya hanya ingin meyakinkan kita semua, kita akan menelusuri apa yang terjadi sebenarnya," tambah Obama.
Kekacauan dimulai pada sore hari di dasar di luar Killeen, sebuah kota dari 127.000 penduduk yang terdiri dari anggota militer dan keluarga mereka. Iringan mobil polisi terlihat tiba di markas, diikuti oleh anggota keluarga. Mereka berkumpul di luar pintu gerbang.
Lalu pasukan kavaleri pertama yang berbasis di Ft. Hood mengirim peringatan lewat Twitter, memberitahu orang-orang di pangkalan untuk menutup pintu dan menjauhi jendela.
Advertisement
Cody Bishop mengatakan, ia dan sekitar 140 tentara sedang dalam formasi latihan ketika perintah untuk berlindung itu diumumkan.
"Kami berdiri dalam formasi. Mereka tiba-tiba memanggil semua orang di dalam. Mereka mengatakan untuk tinggal di dalam. Bahkan tidak boleh pergi ke luar," ucap Cody.
Cody menuturkan, lalu para tentara segera berkumpul di sekitar televisi untuk megnetahui apa yang sedang terjadi.
"Kami punya 4 saluran berita yang berbeda dan mendapatkan 4 laporan yang berbeda," beber Cody tidak lama setelah penembakan terjadi.
Lalu, lanjut Cody, dirinya mengirim SMS kepada istrinya. Berisi kabar bahwa dirinya baik-baik saja.
Staf lain di pangkalan tersebut, Randell Traxler yang telah bertugas di Fort Hood sejak tahun 2007, mengatakan jaringan selular sudah kelebihan beban. Karena warga yang panik mencoba terus menelepon untuk mencari informasi.
"Telepon kami berdering terus. SMS nonstop,"ungkap Randell.
Randell mengungkapkan, Fort Hood memiliki kebijakan yang hanya mengizinkan polisi militer dan kontraktor keamanan untuk membawa senjata di pangkalan militer itu. Tetapi sejumlah anggota militer telah mendesak agar mereka diizinkan untuk membawa.
Serangan Serupa
Sebelumnya, serangan mematikan di tempat itu pernah terjadi pada 5 November 2009. Ketika itu Mayor Nidal Malik Hasan, seorang psikiater Angkatan Darat, yang rencananya akan ditugaskan ke Afghanistan, menembak dan membunuh 13 orang rekannya dan melukai lebih dari 30 lainnya. Lokasi penembakan adalah Processing Center Soldier Readiness, tempat tentara yang akan dikirim atau kembali dari Irak dan Afghanistan sedang menunggu antrean pemeriksaan dokter.
Dia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Saat ini dia berada di penjara militer di Fort Leavenworth, di Kansas.
Killeen adalah tempat penembakan massal lain hampir dua dekade sebelumnya. Pada 1991, seorang pria menghancurkan truk pickup-nya melalui jendela depan Luby Cafeteria di dekat Killeen, menembaki kerumunan makan siang dengan pistol . Pria bersenjata itu: George Hennard, menewaskan 22 orang dan melukai setidaknya 20 orang lainnya. (Yus Ariyanto)
Baca Juga: